Minggu, 03 April 2011

Bakat Terpendam Jadi Artis

Bayangkan jika anda seorang artis, memiliki banyak penggemar, terkenal dimana-mana, dan menerima banyak hadiah dari penggemar. Kelihatannya emang enak jadi artis. Orang mana sih yang gak pengen punya penggemar, juga terkenal dimana-mana. Sumanto aja mpe rela makan kaumnya sendiri supaya bisa terkenal.

Walopun tidak bisa menjadi artis, setidaknya aku pernah punya penggemar dan dikasih hadiah sama penggemar (karena emang aku punya bakat jadi artis, i think). Entah apa yang membuat saya punya penggemar gitu, jangankan terkenal, dapat tepuk tangan aja jarang. Secara teoritis pun kemungkinan bagiku jika dilihat dari ketampanan, bakat, kekayaan, kemampuan berbicara, adalah sekitar 10% untuk bisa jadi famous.

Pertama kali terjadi ketika kelas 6 SD, waktu itu ada adik kelas yang ngefans. Kalo tidak salah namanya adalah Jesica (nama bisa berubah sesuai dengan acara). Orangnya cukup cakep dan juga tinggi. Pas valentine dulu aku pernah dikasih sebuah coklat yang sempet bikin heboh kelas karena pada pengen minta coklatnya, untung aku sangat baik hati dan tidak sombong, jadi kubagikan coklat itu. Lalu ada juga yang namanya Egi, dia juga adik kelas. Secara fisik memang mendingan Jesica. Alkisah waktu aku ulang tahun, sempet dikasih kado ma tu anak. Tapi pas dibuka, ternyata isinya adalah buku parkit, sebuah buku dari Gereja, mungkin semacam majalah gitu, tapi bentuknya udah lusuh, kayak buku bekas. Langsung aja aku diketawain anak-anak sekelas. Entah itu sebuah hadiah atau teror, yang jelas buku-buku itu kubalikin lagi ke orangnya.

Kemudian kelas 1 SMP, suatu ketika aku dapet hadiah dari seorang cewek, padahal waktu itu bukan ulang tahunku, dan waktu itu bukan hari 17an. Aku dikasih sebuah boneka winnie the pooh, dan didalam baju boneka itu ada tulisan,”i love you, ttd Deby”. Ternyata Deby adalah seorang murid kelas 1F, kelas sebelahku. Mukanya rada india gitu pas pertama kali ngeliat. Mungkin boneka itu adalah ungkapan dia, tapi nggak tau juga, mungkin sebuah teror terselubung. Yang jelas, boneka itu langsung kusimpen sebagai kenang-kenangan, dan dikemudian hari, kalo lagi kesel, bonekanya aku tusuk-tusuk pake pedang samurai.

Lalu kelas 2 SMP, muncul lagi penggemar dari kalangan adik kelas, tapi aku lupa namanya, karena memang jarang ketemu (dan sebenarnya bukan alasan yang tepat buat lupa namanya). Konon katanya orangnya manis gitu, tapi aku nggak peduli, hahahahha.. (stay cool). Namun kali ini aku tidak mendapatan hadiah, malah didatangin ma temenku yang kebetulan suka ma tu anak. Kalo aku inget namanya, akan segera kucatat dengan baik menggunakan pulpen warna-warni (nama adik kelasku, bukan temenku).

Sebenarnya penggemarku masih banyak diseluruh dunia, ada sekitar jutaan karung beras, tapi yang mau ngaku cuma beberapa aja (dan mereka yang ngaku pun harus menangis 5 hari 5 malam sebelum menyesali perbuatannya itu). Kadang-kadang ada juga yang ngajakin sms, ngajak kenalan gitu (namun sekarang aku tahu itu adalah sebuah kedok buat ngerjain belaka).Jika aku anak band ato anak basket, pasti tingkat kepopuleranku mencapai 50% dari kadar wajah yang ada. Untungnya aku punya bakat terpendam jadi artis, jadi aku masih sempet ngerasain gimana rasanya punya penggemar.

Tapi yang namanya artis papan kayu, selain penggemar, pasti ada juga yang meneror. Awalnya aku nerima sms yang intinya ngajak kenalan. Kita smsan lama juga, berkenalan, canda tawa bersuka ria, menyusun proklamasi, merencanakan kemerdekaan, rapat kabinet, dsb.

Selama berabad-abad kami bersmsan, hingga aku mencium sebuah kebohongan. Akupun mulai menghindari kalo ada sms masuk kehapeku. Dengan gerakan yang lemah gemulai, aku mulai menghindari sms satu persatu. Dan pada akhirnya, setelah semua serangan sms itu gagal, si pengajak kenalan ini pun menghilang ditelan bumi. Hingga saat itu aku masih belum tahu siapa pengajak kenalan yang misterius itu.

Sekian lama tanpa kabar, tiba-tiba sebuah benda datang. Konon katanya dari kakak kelas. Aku dikasih sebuah topi yang konon katanya (lagi) mampu meningkatkan tingkat ketampanan semua makhluk hidup sebesar 20%. Menurut analisa, topi ini ada kaitannya dengan cewek yang ngajak kenalan itu. Tapi karena aku curiga dan takut kalo topi itu telah di beri mantra khusus, akhirnya kukasih aja topi itu ketemenku, Purwadi namanya.

Sekian lama lagi tidak terjadi sesuatu,tiba-tiba terjadi juga sesuatu. Ditengah-tengah jam sekolah, pas istirahat, temenku dengan tergesa-gesa dan wajah penuh darah memanggilku,
”uis, louis, kamu dipanggil guru BP”
”loh, kata sapa?”
”gak tau tuh, tadi ada kakak kelas yang ngasih tau, katanya penting banget.”
kemudian aku mengganti wajahku yang bodoh menjadi serius,lalu berkata,”baiklah, aku segera kesana.”
lalu aku segera kembali ke markas dan mengambil mobil tembus pandang, dan menuju keruang BP.
”maaf bu, katanya tadi ada yang nyari saya?”
”nyari kamu? Enggak tuh.”
Sial, aku mencium sebuah kebohongan publik disini.
”oh, kalau gitu maaf bu mengganggu.”
”iya nak.”
aku pun langsung berlari kembali ke kelas. Kutemui temenku tadi yang ngasih berita palsu ini.
”katanya tadi aku dicari guru BP??”
”nggak tau, aku kan cuma disuruh sama mbaknya yang tadi.”
kutatap matanya baik-baik, sepertinya dia tidak berbohong.

Lalu aku menganalisa, jangan-jangan yang ngerjain tuh kakak kelas yang dulu ngasih topi dan yang ngajak kenalan itu. Jangan-jangan dia tahu kalo topi itu kukasih ke Purwadi. Jangan-jangan Purwadi make topi itu kemana pun ia pergi layaknya seorang artis. Jangan-jangan kakak kelasnya liat Purwadi make topi itu. Jangan-jangan...Purwadi punya bakat terpendam jadi artis?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar