Kamis, 02 Juni 2011

Cara Berceramah dari Masa ke Masa

Sebelumnya disarankan, jangan meniru adegan yang akan ditulis ini.

Jadi alkisah aku lagi beribadah dengan tekunnya, begitu pula dengan segenap indera ku yang juga bekerja dengan tekunnya.

Indera penciuman, mencium bau parfum umat lain. Indera peraba, tetap pada tempatnya, agar tidak meraba-raba yang lain. Indera perasa, kebetulan cuti kerjanya, soalnya abis merasakan makan siang yang sangat pedas. Indera pendengaran, yang dengan tenang menerima gelombang suara dari Romo yang sedang berkhotbah. Dan yang terakhir adalah indera penglihatan, yang melihat kesana kemari memandang cewek. Indera penglihatan mungkin bakal kena skors untuk sementara waktu, sedangkan Indera Birowo kayaknya masih tetep nongol di televisi.

Tidak ketinggalan, sang kapten dari semua indera tadi, yaitu si otak, turut ambil bagian untuk berpikir.

Itu tadi hanya selingan pembuka bagaimana semua sistem di tubuhku bekerja. Yang jadi topik pembicaraan sebenarnya adalah tentang khotbah dari Romo.
Sebenarnya biasa aja cara penyampaian verbal nya, tidak jauh beda dengan Romo lain yang berada di wilayah lain dengan wujud yang lain juga.
Khotbah kali ini disampaikan didukung dengan bantuan sebuah alat proyektor. Dengan adanya alat itu, khotbah Romo tidak hanya diterima oleh indera pendengaran saja, tetapi juga dengan indera penglihatan !!
Ini benar-benar sebuah inovasi baru yang fantastis !! ngalahin sinetron cinta fitri yang beratus ratus episode.
Sambil mendengar khotbah Romo, kita juga bisa melihat teksnya yang disampaikan, serasa nonton film barat sambil baca subtitle, bedanya, bahasa yang disampaikan sesuai subtitlenya, nggak ada alih bahasa apapun.

Aku jadi mikir, bagaimana cara berkhotbah dari jaman ke jaman.
dan inilah apa yang kupikirkan...

kira-kira ini abad 17

abad 19 mungkin sudah begini

abad 20 mulai memakai bantuan visual

Mungkin begitu perkiraanku, dan memang itu yang ada sekarang ini.
Kemudian untuk yang selanjutnya, ketika jaman lebih maju lagi, aku berkhayal..


kalo abad 21 mungkin udah seperti ini kali ya


dan lama-lama, untuk menyampaikan ceramah, nggak harus bertatap muka dengan orang banyak, nggak perlu capek-capek mengeluarkan gelombang dari pita suara.
Cukup tidur dengan tenang, terus menyampaikan pesannya lewat mimpi.

Minggu, 29 Mei 2011

Sejarah Becak Singkat


Gambar-gambar berikut ini dibuat awalnya dengan tujuan sebagai pengantar dalam pameran.
Namun pada akhirnya muncul niat buat dimasukin ke blog, alhasil...

Sebuah cerita tentang becak, dengan mengambil data sumber dari hasil wawancara dengan mbah google.


Sabtu, 14 Mei 2011

Alasan Klasik


Manusia makhluk sosial, itu benar.
Manusia saling membutuhkan, itu benar.

Tapi kadang kala, manusia juga serigala bagi manusia yang lainnya.
Manusia juga bisa menjadi parasit bagi manusia yang lainnya.

Dalam dunia perkuliahan, dunia kerja, dunia nyata, dunia asmara, dunia maya, selalu terdapat berbagai jenis manusia, salah satunya yang berjenis parasit.

Dalam dunia perkuliahan, manusia berjenis parasit ini biasanya muncul ketika ada tugas kelompok. Menghisap inangnya tanpa memberikan timbal balik, begitulah yang dilakukannya. Bukan berarti manusia atau mahasiswa berjenis parasit ini menghisap inangnya secara terang-terangan. Parasit disini memiliki artian yang hampir mirip, namun kinerjanya dengan cara, menumpang nama dalam kelompok mahasiswa lain.

Misalkan, ada kelompok yang bernama kelompok "ganteng", si mahasiswa parasit ini ikut nimbrung sebagai anggota dalam kelompok itu. Namun perannya hanya menumpang nama saja, sedangkan kerjanya tidak ada.

Memang sih sepertinya tidak sekejam parasit yang asli, tapi lihatlah dampaknya. Sedikit demi sedikit menggerogoti energi temannya yang satu kelompok. Bayangkan tugas yang harusnya dikerjakan 10 orang dalam waktu 2 hari, tapi karena manusia atau mahasiswa parasitnya banyak, jadi dikerjakan seorang diri. Belum lagi kalau misalnya mahasiswa seorang diri itu terkena diare, waktu pengerjaan hanya setengah hari, sisanya untuk berada di wc.

Sulit untuk menyembuhkan mahasiswa parasit itu. Sebanyak apapun menenggak obat cacingan, tetep aja gak bisa hilang.

Dan yang namanya mahasiswa parasit, selalu memiliki ribuan alasan yang siap disimpan dalam kotak amunisi, siaga dalam berbagai situasi, tidak peduli apa yang akan terjadi, yang penting mereka bisa hepi-hepi.

Jumat, 13 Mei 2011

Semarangkan Becakmu




Alat transportasi, rodanya tiga, tapi bukan kendaraan bajaj, bukan juga bemo, apalagi obat nyamuk. Roda tiga yang dimaksud disini adalah sebuah alat transportasi yang terkenal paling ramah lingkungan, yaitu becak. Bukan cuma becaknya yang ramah, terkadang tukang becaknya sendiri juga orangnya ramah.

Dimasa kecil, kita dapat menemukan becak, dimanapun, kapanpun, dan sejauh apapun mata memandang, kita masih bisa melihat penampakan becak. Becak ini seolah-olah menjadi sebuah alat transportasi yang wajib hukumnya untuk dinaiki. Menikmati angin sepoi-sepoi di jalanan yang panjang, tanpa harus mengayuh sekuat tenaga.

Ketika produk otomotif Jepang mulai memasuki Indonesia, saat itu juga becak mulai menghilang satu persatu. Mulai dari tebeng yang hilang, pelanggan yang hilang, hingga tukang becaknya yang hilang. Prinsip “kayuh-mengayuh” mulai berubah menjadi “ngegas-mengegas”. Tanpa menggunakan tenaga penuh untuk memutarkan kaki, sebuah alat transportasi sudah dapat berjalan maju melewati tebasan angin.

Jalanan yang dulunya dipenuhi dengan becak, sekarang malah dipenuhi dengan asap kendaraan yang besarnya nyaris menyerupai becak. Para pejalan kaki harus mengalah ketika berbagi dengan alat transportasi bermesin itu. Menutup muka, hidung, dan mata agar tidak terkena asap jalanan. Polusi udara dimana-mana, kendaraan ber-knalpot dimana-mana, tapi becaknya ada dimana??

Situasi yang tidak menyenangkan ini, memunculkan orang-orang yang kangen dengan udara yang bening. Orang-orang yang tahu bahwa atmosfer mulai bolong-bolong hingga bermotif polkadot . Orang-orang yang tahu bahwa paru-paru bumi sudah mulai rusak. Orang-orang yang tahu, bahwa sepeda adalah solusinya.

Dengan sepeda, mereka dapat kembali menikmati angin sepoi-sepoi. Prinsip “kayuh-mengayuh” mulai kembali populer, melawan ganasnya prinsip “ngegas-mengegas”. Munculnya komunitas sepeda, diikuti pula dengan program “car free day”, sebuah program tanpa kendaraan berknalpot dijalanan. Walau hanya berlaku di beberapa jalanan, dan lebih tepat disebut sebagai “car free hours” karena hanya berjalan selama beberapa jam, bukan sehari.

Sepeda pun pada prinsipnya hampir sama dengan becak, yaitu sama-sama “kayuh-mengayuh”. Bila sepeda bisa menjadi populer sekarang ini, maka kelak becak pun bisa menjadi sebuah solusi juga. Becak pun juga dapat bersaing dijaman yang serba mesin.

Salah satu bukti bahwa becak memiliki potensi untuk bersaing dikerasnya jaman yaitu, masih dapat ditemukannya becak lengkap dengan tukang becaknya, walaupun hanya segelintir kecil saja. Dan untuk lebih meyakinkan bahwa becak memang benar-benar mampu bersaing, maka diadakanlah sebuah acara, dimana becak ini dapat peran sebagai pemeran utama.

Pemeran utama dalam sebuah acara pameran utama. Dengan berbagai karya anak bangsa, yang mengusung tema becak, menjadi sebuah respon, jawaban, tanggapan, ungkapan, yang tak terbataskan.

Pameran “Semarangkan Becakmu”, adalah sebuah pameran yang diperankan oleh becak yang memang ber domisili di kota Semarang. Berbagai karya yang ditampilkan, terinspirasi dari sebuah kendaraan beroda tiga dan digabungkan dengan kreatifitas yang ada. Hasil kolaborasi dari ilmu yang ada, dengan alat transportasi tradisional.

Pameran "semarangkan becakmu"

-pembukaan-
Rabu, 18 MEI 2011,, pukul 10.00

-pameran
Rabu, 18 MEI 2011,, pukul 10.00-16.00
Kamis-Jumat, 19-20 MEI 2011,, pukul 09.00-16.00



Sabtu, 23 April 2011

Selamat Paskah


Ketika hari Minggu biasa, perayaan Ekaristi biasa, di sebuah sore yang juga biasa aja.
"kamu kok gak ke Gereja??" Tanya Aro pada Kabi
"aku ke Gereja kok, tapi bukan hari ini."
Seminggu kemudian, di Minggu yang sama, perayaan yang sama, dan sore yang sama pula.
"kamu gak ke Gereja??"
"aku ke Gereja kok, tapi bukan hari ini."
"trus kapan??"
"ada deh."
Seminggu kemudian lagi, di Minggu yang sunyi, pada perayaan Ekaristi, dan sore yang sepi.
"kamu gak berangkat ke Gereja?? beribadah loh.."
"aku ke Gereja kok, tapi kan bukan hari ini."
"emang kapan sih kamu ke Gerejanya?? kok gak pernah tau??"
"aku ke Gerejanya pas Natal ama Paskah doang sih, salahkah bila diriku begitu?"
"kok gitu sih, jangan-jangan kamu Khatolik KTP ya??"
Kabi pun diam tanpa kata. Dan dalam sekejap, Aro berangkat beribadah.

Tepat 5 menit setelah Aro pergi, Kabi pun ikutan pergi juga.
Menelusuri aspal yang bergeronjal dan bolong-bolong layaknya lagu Tina Toon, melewati hembusan nafas sang hewan besi, menembus cakrawala sinar kendaraan bermotor, Kabi tetep aja jalan terus.

20 menit perjalanan telah ditempuh si Kabi. Tampangnya yang tadinya jelek, sekarang jadi ganteng karna ketutupan debu dan asap kendaraan bermotor.

Tampak sekumpulan anak jalanan yang masih imut-imut nunggu di gang sebelah mall. Kabi menghampiri mereka sambil memberikan buku-buku dan alat tulis. Tampil layaknya seorang guru yang modis, Kabi mulai ngajarin banyak hal ke anak-anak jalanan itu, walaupun beberapa diantaranya ada yang lebih fokus pada kegiatan ngupilnya dari pada pelajaran.

Begitulah yang tiap sore dilakukan Kabi, sedangkan tiap pagi dia pergi kerja, tanpa peduli itu hari Minggu atau bukan.

Setelah 2 jam berlalu, Kabi pun sampai di rumah.
"dari mana cuy??"
"ada deh.."
"pasti maen ya?? daripada maen mulu, mendingan mulai minggu depan ikut aku deh ke Gereja, beribadah cuy, mendekatkan diri pada Tuhan."
"kan aku udah bilang, aku ke Gerejanya bukan hari ini..."

Demikian cerita gak jelas ini disampaikan melalui kata-kata..

SELAMAT PASKAH !!!!
semoga serasa terlahir kembali..

Rabu, 20 April 2011

Meja Kaca Dalam Animasi 2D Manual

Dalam membuat animasi 2D, terutama secara manual, dibutuhkan alat yang dinamakan meja lampu, atau meja kaca, sebagai alat pendukung agar lebih mudah menggambar dalam jumlah yang sangat banyak.

Seperti yang kita ketahui, dalam membuat animasi itu dibutuhkan gambar yang banyak. Untuk membuat animasi durasi 30 detik saja gambarnya bisa ratusan, bayangkan berapa banyak gambar yang dibutuhkan untuk membuat satu episode kartun doraemon. Tangan terminator aja mungkin gak sanggup bikin gambar untuk animasi 30 detik karena kebiasaan megang senjata.

Untuk itulah muncul meja lampu atau meja kaca, supaya dari satu gambar kegambar yang lain pergerakannya bisa halus. Karena dalam proses pembuatan gambar, dibutuhkan teknik mencontoh (bahasa orang Semarang sih "ngeblat") gambar yang sempurna. Setidaknya kemunculan meja tersebut membantu kita mempercepat pencontohan gambar.

Namun, dengan mempertimbangkan biaya pembuatan meja kaca yang setara dengan makan 10 kali di warteg ternama, dan juga atas pertimbangan tingkat portable-nya meja kaca itu, aku pun mencoba membuat terobosan tanpa melewati terowongan.

Maka aku mengerahkan segenap tenaga dan pikiran untuk membuat alat yang menyerupai meja kaca itu tanpa biaya yang menohok dompet, beginilah caranya...







Jumat, 15 April 2011

Artis Polisi ?


...Video berdurasi 6 menit 30 detik yang berjudul "Polisi Gorontalo Menggila" itu memperlihatkan bagaimana Norman menirukan gerakan Shakh Rukh Khan, dengan iringan lagu "Chaiya-chaiya". Ia tampak hafal betul lagu dari awal hingga akhir. Dalam rekaman, Norman berkali-kali menggoda rekan di sampingnya yang ikut berjaga di pos.

sumber : kompas

Disuatu pagi yang cerah dihari minggu, aku nyalain tv buat nyari acara kartun. Namun hasilnya adalah nihil, dan yang kutemukan adalah berita seputar Briptu Norman dan aksinya.

Selama 12 jam aku menonton tv, nyaris 50% isinya Briptu Norman. Dikit-dikit Briptu, dikit-dikit Briptu. Sebenarnya tidak masalah, tapi jadi bermasalah karna aku kehilangan sebuah momen berharga, yaitu menonton film kartun, dimana pernah dikatakan bahwa menonton kartun dapat meningkatkan daya imajinasi.

Aku termasuk salah satu orang yang gak begitu ngikutin berkembangan trend sebenarnya, bahkan ketika orang lain sudah meninggalkan gaya rambut belah tengah, aku malah baru ngikutin trend rambut belah tengah. Tapi apa daya, para stasiun tv seolah-olah memaksa kita untuk tahu tentang aksi tersebut, pokoknya harus tahu. Kalau situasinya udah seperti ini, pemirsa yang tadinya tidak begitu tahu mau gak mau terpaksa tahu.

Semoga mereka yang tahu aksi Briptu Norman ini menjadi terpacu kreatifitasnya supaya bisa bikin sebuah terobosan baru, bukan terpacu rasa copy paste nya supaya bisa jadi artis yang mendadak terkenal dan juga sebaliknya, mendadak merosot ke artisan nya.

Kamis, 14 April 2011

Horor Ulat Bulu

..."Tadi lihat ada petugas datang ke sini lihat ada ulat bulu yang menyerang pohon di sana. Tetapi mereka hanya lihat-lihat saja terus pergi. Tidak ada pembagian obat apa-apa. Petugas juga tidak melakukan apa-apa," kata Kartiyem, warga Desa Kincang Wetan.

sumber : Kompas

Dibanding film horor tentang hantu yang sering nongol di dunia perfilman Indonesia, kayaknya lebih bagus film horor tentang ulat bulu ini. Begini ceritanya..

"Alkisah pada suatu hari, perubahan cuaca yang aneh menyebabkan perkembangan ulat bulu tak terkendali. Jumlahnya tiap hari bertambah, dari satu menjadi sepuluh, menjadi seratus, menjadi seribu, hingga menyamai jumlah populasi manusia yang kelaparan diseluruh dunia.

Ulat bulu pun mulai menyebar ke berbagai wilayah, termasuk ke wc umum di pom bensin. Semua orang merasa terganggu karena ulat ini selain memakan tanaman, juga menyebabkan gatal tiada batasnya, mulai dari gatal kulit, gatal kepala, bahkan gatal pengen gebukin orang.

Namun efek horor bukan karena rasa gatal dan matinya tanaman. Efek horor justru muncul ketika para petugas yang datang hanya diam saja. Korban serangan ulat bulu hanya bisa diam dan bertahan, sementara bantuan tak kunjung datang.

Beberapa orang yang bertahan mulai berkumpul untuk mencari tahu apakah serangan ulat bulu juga menyebabkan petugas menjadi tidak peduli dengan korban yang gatal-gatal.

Kemudian ternyata, usut punya usut, yang menyebabkan petugas yang datang itu hanya diam saja adalah.. karena tidak adanya bintang film porno yang ikut main dalam penggarapan film horor ulat bulu."

..tamat..

Demikian cerita yang tidak jelas ini berakhir dengan sebuah akhiran yang tidak jelas pula.

Selasa, 12 April 2011

Bangunan Baru

". . . Sementara itu, menurut peneliti ICW, Abdullah Dahlan, pembangunan tersebut dapat membuat pengeluaran negara sangat besar. ”Jumlah Rp 1,13 triliun itu cuma biaya pembangunan saja, belum biaya listrik dan segala macam. Jadi, sikap kita sekarang adalah menolak pembangunan dan mendesak KPK agar meriksa dana jasa konsultasi yang dilakukan secara tidak transparan sebesar Rp 14,5 miliar itu,” kata Dahlan."

Harusnya uang negara bisa di pakai buat hal lain yang lebih berguna atau yang lebih membutuhkan, bukan dihambur-hamburkin buat sesuatu yang sebenarnya gak butuh-butuh banget.

Satu contoh misalnya, untuk meningkatkan alat transportasi. Siapa tahu nanti warga kita bisa lepas dari sebutan "warga konsumtif", terutama motor dan mobil pribadi. Dan kalau transportasi sudah berhasil, mungkin akan berlanjut ke pelebaran trotoar, jadi ntar gak usah jauh-jauh ke luar negeri biar bisa foto dipinggir jalan tanpa gangguan dari pengendara motor ataupun mobil.

Kalau memang kebelet buat membangun gedung yang baru, bangun aja sesuai dengan kebutuhan, bukan sesuai dengan keinginan, karena gak bakal ada habisnya kalo buat menuhin keinginan. Menuhin keinginan satu orang aja mungkin anggaran negara gak cukup. Manusia kan gak pernah puas. Saya yang rakyat biasa aja kadang gak cukup kalo cuma makan di warteg.


Senin, 11 April 2011

Kebesaran


Yang nonton berita pasti tau siapa itu Melinda Dee, tersangka pembobol 17 M dana nasabah Citibank. Konon katanya sih gajinya banyak bukan main, mungkin semua produk celana dalam di toko indomaret bisa di borong semua.

Namun entah kenapa, pikiran jahat atau nafsu mana, yang membuat wanita ini menjadi serakah. Dan yang jadi masalah buatku bukan cuma serakah harta doank, tapi juga serakah anggota tubuh. Secara sekilas udah keliatan ada yang nggak proporsional dari tubuhnya, ada sesuatu yang menjadi point of interest. Dan yang menjadi point of interest itu membuat pikiranku bertanya-tanya, "apa nyaman??" "kalo gini ntar gimana ya?" "bisa gitu gak ya?".

Buat semua orang nih, misalnya punya duit yang banyak, jangan serakah deh. Khususnya buat wanita, nggak usah deh operasi gedein ini itu, disyukuri aja apa yang ada. Kalopun kepepet pengen operasi, jangan sampe lebay operasinya. Toh para pria gak suka yang lebay gitu.

Minggu, 03 April 2011

Bakat Terpendam Jadi Artis

Bayangkan jika anda seorang artis, memiliki banyak penggemar, terkenal dimana-mana, dan menerima banyak hadiah dari penggemar. Kelihatannya emang enak jadi artis. Orang mana sih yang gak pengen punya penggemar, juga terkenal dimana-mana. Sumanto aja mpe rela makan kaumnya sendiri supaya bisa terkenal.

Walopun tidak bisa menjadi artis, setidaknya aku pernah punya penggemar dan dikasih hadiah sama penggemar (karena emang aku punya bakat jadi artis, i think). Entah apa yang membuat saya punya penggemar gitu, jangankan terkenal, dapat tepuk tangan aja jarang. Secara teoritis pun kemungkinan bagiku jika dilihat dari ketampanan, bakat, kekayaan, kemampuan berbicara, adalah sekitar 10% untuk bisa jadi famous.

Pertama kali terjadi ketika kelas 6 SD, waktu itu ada adik kelas yang ngefans. Kalo tidak salah namanya adalah Jesica (nama bisa berubah sesuai dengan acara). Orangnya cukup cakep dan juga tinggi. Pas valentine dulu aku pernah dikasih sebuah coklat yang sempet bikin heboh kelas karena pada pengen minta coklatnya, untung aku sangat baik hati dan tidak sombong, jadi kubagikan coklat itu. Lalu ada juga yang namanya Egi, dia juga adik kelas. Secara fisik memang mendingan Jesica. Alkisah waktu aku ulang tahun, sempet dikasih kado ma tu anak. Tapi pas dibuka, ternyata isinya adalah buku parkit, sebuah buku dari Gereja, mungkin semacam majalah gitu, tapi bentuknya udah lusuh, kayak buku bekas. Langsung aja aku diketawain anak-anak sekelas. Entah itu sebuah hadiah atau teror, yang jelas buku-buku itu kubalikin lagi ke orangnya.

Kemudian kelas 1 SMP, suatu ketika aku dapet hadiah dari seorang cewek, padahal waktu itu bukan ulang tahunku, dan waktu itu bukan hari 17an. Aku dikasih sebuah boneka winnie the pooh, dan didalam baju boneka itu ada tulisan,”i love you, ttd Deby”. Ternyata Deby adalah seorang murid kelas 1F, kelas sebelahku. Mukanya rada india gitu pas pertama kali ngeliat. Mungkin boneka itu adalah ungkapan dia, tapi nggak tau juga, mungkin sebuah teror terselubung. Yang jelas, boneka itu langsung kusimpen sebagai kenang-kenangan, dan dikemudian hari, kalo lagi kesel, bonekanya aku tusuk-tusuk pake pedang samurai.

Lalu kelas 2 SMP, muncul lagi penggemar dari kalangan adik kelas, tapi aku lupa namanya, karena memang jarang ketemu (dan sebenarnya bukan alasan yang tepat buat lupa namanya). Konon katanya orangnya manis gitu, tapi aku nggak peduli, hahahahha.. (stay cool). Namun kali ini aku tidak mendapatan hadiah, malah didatangin ma temenku yang kebetulan suka ma tu anak. Kalo aku inget namanya, akan segera kucatat dengan baik menggunakan pulpen warna-warni (nama adik kelasku, bukan temenku).

Sebenarnya penggemarku masih banyak diseluruh dunia, ada sekitar jutaan karung beras, tapi yang mau ngaku cuma beberapa aja (dan mereka yang ngaku pun harus menangis 5 hari 5 malam sebelum menyesali perbuatannya itu). Kadang-kadang ada juga yang ngajakin sms, ngajak kenalan gitu (namun sekarang aku tahu itu adalah sebuah kedok buat ngerjain belaka).Jika aku anak band ato anak basket, pasti tingkat kepopuleranku mencapai 50% dari kadar wajah yang ada. Untungnya aku punya bakat terpendam jadi artis, jadi aku masih sempet ngerasain gimana rasanya punya penggemar.

Tapi yang namanya artis papan kayu, selain penggemar, pasti ada juga yang meneror. Awalnya aku nerima sms yang intinya ngajak kenalan. Kita smsan lama juga, berkenalan, canda tawa bersuka ria, menyusun proklamasi, merencanakan kemerdekaan, rapat kabinet, dsb.

Selama berabad-abad kami bersmsan, hingga aku mencium sebuah kebohongan. Akupun mulai menghindari kalo ada sms masuk kehapeku. Dengan gerakan yang lemah gemulai, aku mulai menghindari sms satu persatu. Dan pada akhirnya, setelah semua serangan sms itu gagal, si pengajak kenalan ini pun menghilang ditelan bumi. Hingga saat itu aku masih belum tahu siapa pengajak kenalan yang misterius itu.

Sekian lama tanpa kabar, tiba-tiba sebuah benda datang. Konon katanya dari kakak kelas. Aku dikasih sebuah topi yang konon katanya (lagi) mampu meningkatkan tingkat ketampanan semua makhluk hidup sebesar 20%. Menurut analisa, topi ini ada kaitannya dengan cewek yang ngajak kenalan itu. Tapi karena aku curiga dan takut kalo topi itu telah di beri mantra khusus, akhirnya kukasih aja topi itu ketemenku, Purwadi namanya.

Sekian lama lagi tidak terjadi sesuatu,tiba-tiba terjadi juga sesuatu. Ditengah-tengah jam sekolah, pas istirahat, temenku dengan tergesa-gesa dan wajah penuh darah memanggilku,
”uis, louis, kamu dipanggil guru BP”
”loh, kata sapa?”
”gak tau tuh, tadi ada kakak kelas yang ngasih tau, katanya penting banget.”
kemudian aku mengganti wajahku yang bodoh menjadi serius,lalu berkata,”baiklah, aku segera kesana.”
lalu aku segera kembali ke markas dan mengambil mobil tembus pandang, dan menuju keruang BP.
”maaf bu, katanya tadi ada yang nyari saya?”
”nyari kamu? Enggak tuh.”
Sial, aku mencium sebuah kebohongan publik disini.
”oh, kalau gitu maaf bu mengganggu.”
”iya nak.”
aku pun langsung berlari kembali ke kelas. Kutemui temenku tadi yang ngasih berita palsu ini.
”katanya tadi aku dicari guru BP??”
”nggak tau, aku kan cuma disuruh sama mbaknya yang tadi.”
kutatap matanya baik-baik, sepertinya dia tidak berbohong.

Lalu aku menganalisa, jangan-jangan yang ngerjain tuh kakak kelas yang dulu ngasih topi dan yang ngajak kenalan itu. Jangan-jangan dia tahu kalo topi itu kukasih ke Purwadi. Jangan-jangan Purwadi make topi itu kemana pun ia pergi layaknya seorang artis. Jangan-jangan kakak kelasnya liat Purwadi make topi itu. Jangan-jangan...Purwadi punya bakat terpendam jadi artis?!

Rabu, 30 Maret 2011

Faktor Penghambat Kuliah Pagi


Setiap mahasiswa, bahkan mungkin seluruh umat manusia, pasti pernah merasakan apa yang namanya bangun kesiangan. Bangun kesiangan adalah sebuah istilah yang muncul ketika kita ingin bangun pagi, namun ternyata eksekusinya kita malah bangun siang. Bangun kesiangan ini merupakan salah satu faktor pendukung kita untuk nggak kuliah pagi.

Faktor berikutnya adalah morning attack. Menurut sebuah penelitian yang aku baca entah dimana, perut manusia itu bekerja maksimal pada pagi hari. Disaat seperti itulah, kebanyakan dari kita akan merasakan hasrat ingin ke wc alias BAB. Buang air besar dipagi hari inilah yang dinamakan morning attack.

Ada juga faktor transportasi. Buat para "tebenger" (istilah untuk orang yang suka nebeng / numpang), faktor ini cukup membahayakan martabat. Apabila si tebenger ini tidak menemukan satupun orang yang bersedia mengangkutnya ke tempat tujuan, maka habis sudah riwayatnya buat kuliah pagi.

Kemudian faktor terakhir yang paling sering terjadi adalah sindrom malas. Kalo faktor ini sih biasanya berkaitan dengan mental mahasiswanya yang pemalas, atau karena kuliahnya yang kurang menggairahkan. Berbeda dengan down sindrom, sindrom malas ini hanya kumat disaat tertentu doang.

Minggu, 27 Maret 2011

Misi Gagal

Yang namanya baru belajar pasti kalo uda bisa langsung ketagihan. Waktu itu hape emang sedikit langka, tidak seperti saat ini, anak SMP uda megang blackberry, anak SD uda megang hape, anak TK pegangannya handy talkie. Karna langkanya hape, otomatis yang namanya sms-an pun juga tambah langka. Alkisah waktu itu aku baru belajar sms-an dan lagi asik-asiknya, dengan bahasa lo gw yang disingkat-singkat, jaman sekarang mungkin sebutannya alay kali ya.


Sebutlah Devi (nama sebenarnya), seorang gadis yang putih imut-imut nan lucu yang bisa dikatakan sebagai gadis tercantik sekelas (setelah aku tentunya,eh?!). Dia temen sms-an yang pertama kali kumiliki, setelah operator dan bapak ibuku. Tiap hari sms-an gak jelas ma tu cewek. Topiknya mulai dari pelajaran, ngomongin orang, kehidupan sehari-hari, kehidupan seminggu-minggu, sebulan-bulan, dan juga setahun-tahun. Ada-ada aja topik yang dibicarain. Pokoknya dia best friend lah kalo di luar sekolah, tapi kalo uda ketemu disekolah, seolah-olah tidak terjadi apapun, bahkan kayak nggak pernah telpon-telponan (biasanya cuma sms-an).


Rasanya sehari tanpa sms dia tuh kayak sehari gak pake baju (sebenernya gak begitu masalah). Tapi kalo disekolah, sehari dia gak masuk gak masalah, kayak sehari dia gak pake baju (memang tidak masalah, tapi patut disayangkan kejadian langka dimana dia gak pake baju....pembicaraan mulai vulgar...). Matanya yang sipit, mukanya yang putih, bibirnya yang tipis, badannya yang mungil, semuanya bener-bener susah digambar pake pensil pada masa itu.


Pernah sekali waktu pas lagi liburan, dia minta dioleh-olehin kalung. Entah hasrat apa yang pada saat itu merasuki otakku, yang jelas aku mengeluarkan uang 35 ribu buat beli kalung itu. Padahal pada masa itu uang 20 ribu aja uda gedhe banget. Dan biar rada romantis, aku ngasih kalungnya gak secara langsung, tapi pas istirahat, aku masukin kalungnya di topinya. Jadi pas dia ngebuka topinya, akan terdengar sebuah jeritan,”kyaaaa....ada benda asing di topiku!!”

lalu aku datang menghampiri dan berkata,”tenang nona, aku disini untukmu, sebenarnya ini kalung buat kamu..”

dan adegan romantis akan berakhir sampai disitu saja.


Dan yang namanya gadis cantik, pastinya yang suka juga banyak. Dan yang namanya cowok ganteng pasti gak cuma satu aja, jadi sedikit minder juga sebenernya buat menaruh hati pada Devi.


Berhubung uda kelas 2 SMP, maka bakalan ada yang namanya study tour ke Jakarta. Dan disinilah sebuah peristiwa terjadi. Sebuah peristiwa yang akan dicatat dalam sejarah hidupku yang penuh dosa ini. Sebuah peristiwa yang tidak akan dimasukkan dalam buku pelajaran fisika halaman 24 bab 3.


Study tour ke Jakarta akan dilaksanakan hingga 3 hari (mungkin 4 hari, tapi entahlah, aku rada lupa, yang jelas gak lebih dari 40 hari 40 malam abang tak pulang). Pada saat itu pula Devi ulang tahun. Malam harinya aku sms ngucapin selamat ulang tahun ke dia.

”dev, selamat ulang tahun ya.”

”hehehe, makasih ya, mana kadonya??” begitu balasnya.

”iya sama-sama.. kadonya apa ya?? Gimana kalo kadonya cium aja,hahhahahah..”

”haahahhahhaa, gila lu wis, beneran ya??”

”iya beneran dev, apa sih yang nggak buat kamu..” haahahhaha, rada gombal dikit nih, padahal pacar aja nggak.

”hahahhaa, besok ditunggu.”


Setelah itu aku langsung teriak kegirangan. Kebetulan kamarku bareng sama anak-anak yang lain, jadi pada tahu tentang kejadian itu. Saat itu juga aku langsung nyusun rencana, pertama memasang wajah bangga didepan anak-anak, kemudian memakan permen sebanyak mungkin supaya besok bau mulutku lebih wangi beberapa level dari sebelumnya, lalu bermimpi tentang misi tersebut yang berjalan lancar, keesokan harinya bangunlebih pagi, mandi sebaik mungkin, pakai parfum sewangi-wanginya, menghampiri devi dengan kereta kencana, dan dengan menggigit bunga mawar, aku berkata kepadanya,

”darling, inilah waktunya dimana aku menciummu dibawah sinar rembulan layaknya romeo and juliet.”

lalu dia akan membalas,”oh...so sweet...”


Awalnya misi berjalan sesuai dengan apa yang sudah kurencanakan, hingga pada tahap menghampiri Devi. Karena didalam bis tidak mungkin mengucapkan kata romantis begitu, akhirnya aku nunggu-nunggu kesempatan yang layak untuk diperjuangkan. Tibalah di wahana selanjutnya, gedung DPR. Dan di tempat parkir bis aku ketemu ma Devi. Dengan gagah berani aku pura-pura berjalan dan melakukan pendekatan sekitar 5 cm tiap langkah. Dan ketika tepat pada radius 4 meter darinya, aku tanya,” gimana Dev??” sambil tersenyum bodoh kayak Nobita ngejar Sizuka. Waktu seperti berhenti sesaat ketika dia memalingkan wajahnya kehadapanku, lalu kemudian berkata...,

”gila lo...hahahahahhah..”


....DHUAR...


seketika itu juga mukaku langsung aku sembunyiin dibalik ketiak, seandainya waktu itu nggak ada saksi, gak masalah. Tapi ternyata temenku ada yang membuntuti dari belakang, dan habis mendengar jawabannya Devi, langsung ngakak nggak karuan. Aku pun denga stay cool nya juga ikutan tertawa, menganggap bahwa itu emang lelucon terlucu yang pernah ada di muka ku ini.


Kemudian sambil berpaling, wajah tertawaku ini lambat laun jadi berbentuk emosi campur rasa malu tak terhingga sambil mengganti tulisan yang ada diotakku, dari ”misi berhasil” menjadi, ”misi gagal, sepenuhnya gagal dan jangan diulangi lagi..”


Kamis, 17 Maret 2011

The Penguin is Crying

Tidak terasa sudah kelas 2 SMP, sama hal nya dengan rambut, tidak terasa sudah gondrong. Dikelas 2 ini muridnya dipencar, ada yang dulunya kelas 1A kemudian jadi kelas 2G, ada yang kelas 1G jadinya kelas 2A, dan begitu seterusnya. Pertukaran kelas ini mungkin supaya murid kelas lain kenal dengan kelas laennya. Dan layaknya seorang pria, ketika melihat daftar nama dikelas, yang dicari adalah para bintang atau gadis desa atau miss class dari tiap kelas, berharap dalam satu kelas itu ada yang cantik.

Selaen temennya yang bertukar, kelasnya yang bertukar, jenis kelaminnya yang bertukar, pengajarnya pun juga bertukar, beberapa guru ada yang belum dikenal. Tapi ada satu guru yang sudah kukenal sejak kelas 1, seorang ibu guru yang wajahnya menurutku agak ke arab-arab-an, hidungnya yang mancung dan tubuhnya yang rada mungil, persis kayak musuhnya batman, penguin. Bu Nanik namanya, seorang pengajar dalam pelajaran sejarah. Tiap mengajar selalu menggebu-gebu penuh semangat 45, seolah-olah Belanda udah dekat. Kalo anda sekalian sayang nyawa, janganlah mencoba-coba untuk melawan beliau jika anda tidak ingin sebuah granat hinggap di hidung anda. Cara berjalan beliau pun berciri khas, pincang layaknya seorang prajurit perang veteran. Kami segenap siswa SMP saat itu benar-benar menghormati beliau alias takut setengah mateng.

Layaknya kebanyakan siswa Indonesia, yang dikejar bukanlah ilmu, tapi nilai. Semakin baik nilai anda, semakin disanjung juga oleh orang tua anda. Apapun akan dilakukan untuk mendapatkan nilai yang baik, bukan ilmu yang baik. Ibaratnya pesilat atau ahli kungfu, cuma tau teorinya doank, masalah praktek urusan belakangan. Untungnya dalam pelajaran sejarah yang diajar oleh Bu Nanik, ada sebuah trik jitu supaya bisa mendapatkan nilai yang tak terduga. Hal ini hanya berlaku ketika ulangan, tidak berlaku ketika ujian sekolah.

Caranya cukup diluar dugaan. Pertama persiapkan diri ketika akan ulangan, tidak usah maksimal, cukup separo aja yang dihafal. Kemudian jawablah pertanyaan yang ada sesuai dengan apa yang dipelajari. Dan langkah terakhir adalah, ambil pulpen anda, dan tulislah kata mutiara sebagai berikut,”i love sejarah”, lengkapi dengan jampi-jampi yang anda miliki. Niscaya nilai anda pun akan meningkat sekitar 20% dari kemampuan otak yang anda miliki. Awalnya aku nggak percaya sama cerita rakyat beginian. Tapi pas sekali nyoba, ternyata langsung berhasil (dengan kemampuan otak yang kumiliki, cuma mampu mendapatkan nilai 30, dengan menambahkan kalimat,”i love sejarah”, nilaiku bertambah menjadi 50).

Keunikan beliau tidak sampai disitu aja. Ada peraturan khusus yang diciptakan oleh Bu Nanik ketika pelajaran sejarah. Apabila pelajaran sejarah akan dimulai, murid yang pada hari itu kena jadwal piket kelas wajib untuk menjemput dan membawakan buku-buku beliau dari ruang guru ke kelas dan begitu sebaliknya. Hari demi hari hal itu berjalan sesuai dengan apa yang diamanatkan. Tidak ada satu pun murid yang berani melanggarnya. Tapi yang namanya peraturan, pasti emang buat dilanggar.

Alkisah dalam kelas 2F masa itu muncul beberapa siswa yang rada malas. Ketika pelajaran sejarah akan dimulai, tidak ada yang menjemput Bu Nanik, semuanya pada asik dikelas, tanpa mengingat peraturan maut tersebut. Hingga beberapa menit kemudian tidak ada yang menjemput, tiba-tiba sesosok bayangan muncul dari ufuk timur. Sesosok bayangan yang tak asing bagi murid kelas 2F. Sesosok bayangan yang mirip dengan guru sejarah kami. Sesosok bayangan Bu Nanik muncul mengheningkan situasi kelas yang gaduhnya minta ampun.
“kok nggak ada yang keruang guru?” sambil berjalan perlahan mendekati kursi.
”kan sudah saya beritahu, setiap pelajaran saya ada yang ke ruang guru.” Kelas masih sunyi senyap. Aku sama temenku mulai berinisiatif buat ke ruang guru ngambil buku beliau.
”udah, nggak usah diambil!! Jadwal piket hari ini siapa??” terdengar suara letusan gunung krakatau di hatiku. Aku salah satu kelompok anak penantang maut yang pada hari itu dapet jadwal piket buat jemput Bu Nanik.
”yang piket hari ini silahkan maju!!” aku bersama temen-temenku maju, dengan muka tertunduk. Tanpa mendengarkan omelan guruku alias lupa, aku mulai membayangkan, seandainya waktu itu aku punya inisiatif buat jemput Bu Nanik, seandainya aku punya tenaga ekstra buat menanggung peraturan itu, seandainya aku punya jurus seribu bayangan, pasti aku bisa menjaga perdamaian kelas.

Disela-sela omelan Bu Nanik, sebuah kejadian tak terduga terjadi saat itu juga. Kejadian langka yang tak dapat dipastikan oleh ilmuwan. Kejadian yang tidak bisa diteliti melalui perhitungan fisika. Tanpa kita sadari, Bu Nanik menangis didepan kelas. Sosok yang begitu fenomenal, sosok yang begitu kita takuti, sosok yang benar-benar seperti penguin musuhnya batman ini, menangis didepan kelas. Peristiwa ini seperti melihat Hitler nangis didepan umum.

Betapa jahatnya orang-orang yang membuat nangis sosok yang ditakutinya. Apa yang akan dikatakan batman ketika tahu musuhnya dibuat nangis oleh siswa SMP. Aku pun tidak punya alasan yang tepat kepada batman karna telah berbuat nakal kepada musuhnya.

Di siang hari yang bolong itu, penguin musuhnya batman menangis, membuat kami berpikir kembali dan instropeksi pada diri sendiri. Janganlah sekali kali menakali musuhnya para superhero...

Rabu, 09 Maret 2011

Pakaian Produk

kostumnya dapat ditemukan di http://www.bpoidistro.com/home

Pernahkah ngebayangin beli air putih “aqua” (terpaksa menyebut merk karena keterbatasan kosa kata) atau air minum mineral dalam wadah yang berupa kantong plastik ?? Apakah kalian mau beli air minum yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik dengan harga 1.500 rupiah ?? Kalo situasinya cukup ekstrim seperti ketika berada di gurun pasir yang sangat gersang tiada ampun, mungkin air minum kemasan kantung plastik itu bakal laku.

Bayangin juga kalo seandainya kita mesen es teh dengan gelas yang bener-bener kotor dan ancur bentuknya (mungkin udah gak menyerupai gelas lagi) dengan beli es teh yang disajikan dalam sebuah kemasan botol dan juga bertuliskan “teh botol sosro” (sekali lagi terpaksa menyebut merk karena keterbatasan kosa kata). Teh botol itu mungkin isinya hanya setengah dari teh dalam gelas gak bentuk tadi, namun entah kenapa harganya akan lebih mahal. Kalo gak percaya, coba aja beli es teh di warung, sama beli teh botol di “indomaret” (lagi-lagi nyebut merk). Kelak kalian bakal bingung, perutnya muat apa kagak buat menampung teh-teh tersebut.

Dua kasus tersebut mungkin dapat dipecahkan dengan mudah oleh om Sherlock Holmes (seandainya dia bener-bener nyata). Namun sebenernya ini adalah masalah yang terbilang cukup sederhana, karena mengandung cukup satu kata . Ini semua adalah masalah “kemasan”, bahasa gaulnya adalah “packaging”.

Ibaratnya manusia itu butuh pakaian, fashion yang tepat, agar manusia tadi bisa terlihat menarik. Meskipun terkadang manusia tampak menarik tanpa pakaian, namun saya jamin, setengah umat manusia akan tampak lebih menarik dengan mengenakan pakaian daripada bertelanjang pantat. Pakaian yang dikenakan pun juga harus sesuai dengan manusianya. Misalkan ada seorang lelaki labil yang pengen tampil layaknya anak band, pantaskah mereka memakai gaun lengkap dengan sayap ibu peri untuk mendapatkan komentar,”wah,lo kayak anak band deh !!” ???? Kalau yang berkomentar adalah seorang maho, tidak heran.

Nah, produk itu juga butuh yang namanya pakaian, tapi namanya bukan fashion, melainkan kemasan atau packaging. Kemasan ini selain bikin menarik, juga dapat menambahkan nilai jual dari suatu produk. Bahkan yang tadinya tidak bernilai, sehabis diberi pakaian, jadi tambah cakep.

Dan sama halnya dengan manusia, kemasan juga harus sesuai dengan produknya. Kita ambil contoh air minum mineral. Bayangkan botolnya berwarna merah. Fokuskan pikiran untuk membayangkan sebuah kemasan air minum mineral berwarna merah. Apakah yang muncul dipikiran anda tetap sebuah air minum mineral, atau malah Fanta (sepertinya memang ditakdirkan untuk menyebut merk yang banyak) ???

Pernah suatu ketika saya berjualan makanan di sekitar jalan pahlawan, sebuah jalan di kota Semarang yang memiliki kelebaran trotoar yang bener-bener lebar, tempat yang cocok buat berjualan makanan, apalagi pas malem hari ketika manusia melakukan kegiatan nongkrong. Alkisah waktu itu bener-bener hanya berniat jualan dengan kemasan yang seadanya. Dan yang terjadi adalah pembeli yang seadanya juga.

Dengan kemampuan seadanya, saya mencoba membuat karikatur wajah temen saya, sambil menyelipkan menu makanan yang kami jual. Walopun tidak begitu ber-efek layaknya film Hollywood, namun penjualan dapat meningkat. Orang-orang yang tadinya ogah ngeliat anak kuliahan jualan makanan gak jelas, menjadi tertarik dengan adanya karikatur tadi itu (meskipun kebanyakan cuma ngelirik doing, tapi gak beli). Karikatur dalam kasus ini berfungsi sebagai sebuah penarik perhatian, karena kemasan dari produk sudah dikenakan seadanya. Terkadang sebagai manusia, kita butuh sebuah aksesoris untuk menarik perhatian manusia lainnya.

Suatu kisah lagi yang dilakukan oleh kecerdikan teman saya, walaupun tidak secerdik kancil. Dia ingin menjual sebuah makanan dengan tetap meraih keuntungan tanpa menanggung beban. Caranya adalah dengan membeli makanan diluar kampus, kemudian memberinya kemasan, dan menjualnya dikampus dengan harga 20% diatas harga pembelian sebelumnya. Trik itu ternyata berhasil, temenku bahkan menjual semua makanannya tanpa bahan pengawet.

Cara klasik dalam kasus kedua ini sebenernya udah sering dipikirkan oleh kebanyakan penjual, tapi gak ada salahnya ketika yang mempraktekkan hal itu adalah seorang mahasiswa tanpa gelar “pedagang kaki lima”. Namun kebanyakan tidak paham betapa pentingnya sebuah kemasan produk. Betapa pentingnya penampilan sebuah barang yang akan dijual. Betapa pentingnya pakaian yang melekat di tubuh manusia dalam menentukan kadar ketampanan atau kecantikan serta nilai jual masing-masing manusia.

Selasa, 22 Februari 2011

Rogue Trip ke Bandung (bagian 1)


"Yok, ni telpon dari papa.." kata adikku si Novi sambil ngasih hapenya.

"halo pa, kenapa??".

"halo Yoyok, papa nih.. kan besok tanggal 19 Februari hari Sabtu ada undangan nikahan di Bandung, si Amel, tetangga di Batam dulu. Nanti anak dari Batam yang lain juga datang. Yoyok mau ikut nggak??" kata Papa dari seberang sana.

"berangkatnya hari apa pa??"

"nanti berangkatnya sore tanggal 18 hari Jumat. Nanti Novi juga ikut. Yoyok ikut nggak??"

Berpikir sejenak dalam waktu sepersekian sekon, akhirnya aku jawab,"yaudah pa aku ikut aja."

"ya, nanti Papa beliin tiketnya, berangkat bener kan??"

Lalu aku menatap lantai dan berkata dengan mantap,"ya aku berangkat." Dan begitulah, perjalanan menuju kota yang konon mendapat julukan Paris Van Java pun dimulai.

Jumat, 18 Februari, mobil Taxi tiba depan rumah. Rencananya sih berangkat jam 3, tapi ternyata di Indonesia ini waktu bisa berubah sedemikian drastisnya. Jam 4 kurang baru bisa lepas landas dari rumah.

Sampai di bandara langsung check in, trus nunggu di lounge.

Ibuku sembari memakan sebuah olahan bahan alami alias makanan

Kalo ini adikku yang keasikan berselancar didunia maya karena adanya pelayanan hotspot

45 menit berlalu, akhirnya kita segera menuju ke burung besi besar yang gak bisa mengepakkan buntutnya..

Siap masuk pesawat

Packaging tempat makanan ringan, simple ya..

Aqua gelas dengan bentuk yang (istilah anak jaman sekarang) unyu

Packaging yang bikin penasaran pada awalnya, namun pas di buka, isinya adalah dodol, bayangkan, dodol aja ada packagingnya

Setelah terpukau dengan pelayanan Garuda selama 45 menit, akhirnya nyampe juga di Jakarta. Rencananya aku, adikku, ibuku ketemu sama papaku di bandara, abis itu berangkat ke mess papa. Lalu besoknya berangkat pagi ke Bandung lewat jalan tol. Sempat bertanya, kenapa Bandung gak punya bandara, padahal kota yang kecil punya bandara, namun tak ada yang mengetahuinya,karna itu adalah misteri hingga esok hari.

Setengah perjalanan berlalu, istirahat sejenak disebuah pit stop atau check point atau apalah namanya. Pokoknya disana terdapat banyak toko dan tempat makan. Apakah ini mall ditengah jalan tol?? ternyata bukan,karna aku gak nemuin toko baju dan anak-anak abg yang nongkrong pake baju sekolah.

Check point ditengah jalan tol yang panjangnya bukan kepalang

Dalam sekejap, waktu di tempat checkpoint dihabiskan untuk makan, belanja di indomaret, foto-foto, dan juga pipis. Perjalanan berlanjut ke level selanjutnya. Dan seperti biasa, aku pun langsung tertidur, serasa kayak ada Uya Kuya di sebelahku yang bakar tisu sampe hangus.

Entah berapa lama waktu yang berlalu, tiba-tiba udah nyampe Bandung. Konon katanya, cewek di kota ini bening-bening, maka dengan rasa penasaran yang tinggi, aku melihat ke kiri, kanan, kulihat saja, banyak.. pohon cemara..a..a..

Sekilas sih nggak beda-beda amat sama kota kebanyakan, orang-orangnya juga mukanya rata-rata sama, tapi mungkin ada beberapa tempat atau lokasi yang nggak ada di kota lainnya.

Bermenit-menit menikmati pemandangan visual yang sebelumnya belum pernah dikunjungi, nggak terasa, udah nyampe tempat penginapannya. Seharian di mobil berasa sejam. Mungkin teori relativitasnya si Albert Einstein ada benarnya juga.

Kebetulan tempat pernikahannya satu tempat dengan penginapannya. Tampak beberapa orang yang memakai baju adat, dandanannya yang juga disesuaikan sama bajunya, serta kelakuannya yang turut mengikuti bajunya. Aku membuat kesimpulan, kalo acaranya udah dimulai. Padahal kita semua yang ada di mobil mukanya pada berantakan, maklumlah, perjalanan jauh melintasi waktu.

"masa turunnya diliatin sama tamu, kan malu." kata adikku yang panik at the disco dalam mobil.

"udah tenang saja, langsung turun nggak papa." kata papaku meyakinkan.

Mendengar perkataan papaku yang begitu percaya diri, aku jadi ikutan percaya diri, percaya untuk tampil mempermalukan diri sendiri.
Langkah tegap maju keluar dari mobil, jalan..

Berempat, berjalan masuk ke hotel. Adegan ini paling bagus kalo diselingi lagu soundtrack animasi one piece yang judulnya overtaken. Seandainya aku bawa kacamata hitam, pasti ketampananku bertambah 10%.

Mengikuti petunjuk yang ada, kemudian masuk ke kamar, langsung mandi dan ganti pakaian, cipratkan parfum ke seluruh badan, pakai kacamata biar tampan, gunakan cermin untuk mengecek apakah udah rupawan, kencangkan sabuk pengaman, lalu ikuti acara dengan penuh harapan dan tetap sopan.

suasana pernikahan, ini tempat VIP khusus temen lama dari Batam

wajah adikku yang puas abis makan

bapak-bapak yang lagi nostalgia

Begitulah perjalanan ke kota Bandung, demi sebuah pernikahan temen lama. Sejauh apapun tempat pernikahan, selalu aja ditempuh sama papaku.

Senin, 21 Februari 2011

Apa yang Terjadi


Apa yang terjadi kalo kita gak bisa nonton film hollywood lagi?? apapun dampaknya,yang pasti dunia gak bakal kiamat, cuma di film hollywood dunia bakal kiamat.

Konon katanya, para pengatur pajak negeri kita masang pajak royalti yang tinggi buat film-film luar yang pengen masuk ke Indonesia. Akibatnya film itu gak jadi masuk Indonesia. Beberapa taun kemudian mungkin bioskop di Indonesia bakalan diisi dengan film dalam negeri semua.

Gak masalah juga sih kalo kita gak bisa nonton film luar lagi, ASALKAN, film produksi negeri bisa menyaingi film-film luar. Kalo film buatan negeri yang muncul adalah sejenis film horor seks rendahan kayak yang akhir-akhir ini banyak bermunculan, mau pake artis bokep luar negeri atau luar angkasa, dijamin deh, gak bakal maju dunia perfilman kita.

Jangankan nonton filmnya, denger judul film horor seks itu aja udah bisa keliatan kualitasnya. Belum lagi sensasi lebay yang ditimbulkan dari film itu, seolah-olah ngupil tidak lebih hebat dari radiasi sensasi lebaynya. Mendingan duitnya buat beli celana dalam pasokan 3 minggu dari pada nonton begituan.

Sebenarnya banyak film Indonesia yang temanya gak melulu tentang horor, cinta, komedi, seks. Tapi entah karna jumlahnya yang sedikit, atau karna yang bikin film bukan bangsanya Raam Punjabi, film-film dengan tema yang berbeda itu kurang ngangkat atau booming se booming sonic boom. Mungkin juga karna pajak bikin film dalam negeri yang tinggi, jadi para pembuat film orientasinya cuma duit duit dan duit.

Nah, balik ke pertanyaan awal, apa yang terjadi kalo kita gak bisa nonton film hollywood lagi??

Sabtu, 12 Februari 2011

Bike Baik to Everyday


Minggu pagi yang cerah, matahari sudah terbit, namun mall matahari masih tutup. Mataku yang terasa tidak prima ini mau gak mau dipaksakan untuk kerja lagi untuk perjalanan pulang, karna saat itu abis nginap dirumah temen didaerah Semarang bawah, sementara keberadaan rumahku ada di daerah Semarang atas. Mengingatkanku pada petualangan sun go kong yang berusaha mengembalikan sepatunya bawang putih.

Perjalanan yang jarang banget aku lakukan di pagi hari, yang disebabkan faktor bangun siang ini, cukup mengejutkan dan sekaligus memukau hidung yang rada asing menghirup oksigen segar pagi. Selain indera penciuman yang dibuat terpukau, indera penglihatan ikutan terpukau. Pemandangan yang jernih tanpa debu di jalanan, yang memang disebabkan jarangnya badak mesin dan bebek motor. Maklum hari minggu, apalagi pagi.

Pemandangan badak mesin dan bebek motor yang biasanya mondar mandir di jalanan, pada pagi hari digantiin oleh orang yang bersepeda dan olahraga. Bukan cuma ada, tapi memang banyak jumlahnya orang-orang yang mengusung tema ”sehat minggu pagi” daripada yang mengusung tema ”asap dan kemacetan ditiap hari”.

Sepanjang jalan yang kulihat adalah sepeda dan orang yang berolahraga. Sempat terbesit dipikiran bahwa sedang ada festival sepeda, namun karna gak nemuin barongsai disekitar para biker itu, akhirnya aku sadar ini bukan festival, tapi ini adalah bentuk rasa kangen manusia pada udara sejuk. Seandainya aku punya kamera handycam, aku rekam aktivitas mereka, baru diseleksi kalo ada wanita yang cakep.

Mendekati daerah rumah, masih ada orang yang kangen sama udara segar. Hingga disuatu gang yang menuju rumah, pemandangan udara segar terusik. Sekelompok anak yang diliat dari postur tubuh dan tampang adalah anak SMP, lengkap dengan motor-motornya yang dekil diikuti asap, membuat hati ini sakit.

Disaat kaum muda dan orang tua kangen sama udara segar, ini anak SMP ingusan malah ngotorin lingkungan dipagi buta, hari minggu pula. Entah itu anak mau nyobain motor baru mereka atau memang mau belajar motor, pliss, pakailah motor yang standar atau kalo mau dekil gak papa, tapi jangan yang asapnya banyak, apalagi itu adalah pagi, HARI MINGGU PULA..

Seandainya aku manusia super, aku datangin itu sekelompok anak calon geng motor, lalu aku tunjukkin video sepanjang perjalanan pulang yang aku rekam dan berkata,”dek, cewek cakep kalo hari minggu pagi olahraga loh, masa kalian yang jauh dari kata cakep kelakuannya juga gak ada cakep-cakepnya??”