Sabtu, 11 Desember 2010

Murid Baru diantara Murid-Murid Baru


Upacara jam 7 pagi pada waktu itu emang sangat mendebarkan. Tidak seperti upacara biasanya yang cuma dengerin ceramah membosankan, karna upacara kali ini upacara penerimaan murid baru SMP. Tampak dari sana sini, berbagai macam wajah anak ingusan yang mulai berubah dari SD ke SMP, seperti perubahan dari pikachu menjadi raichu, agumon menjadi greymon, jean grey menjadi phoenix, dan pria berubah jadi waria.

Satu persatu nama anak manusia dipanggil, mulai dari anak yang masuk kelas 1A, 1B, 1C, sampai yang masuk neraka juga disebutin. Yang bisa kulakukan sambil nunggu namaku dipanggil cuma ngeliatin tampang anak-anak disekelilingku. Suatu saat diantara mereka pasti ada yang jadi pacarku....maksudku jadi teman seperjuanganku. Sementara mataku mengawasi sekitar, otakku mulai berimajinasi.

Terbayang ketika ulangan, anak-anak yang lain sibuk buka contekan, sedangkan yang kulakukan hanya duduk tenang hingga 30 menit terakhir lalu mengatakan mantra rahasia kepada salah satu temanku, ”contekin dong..” Dan ketika hasil ulangan dibagikan, terpampang tulisan ”perfecto” di lembar ulanganku. Suatu adegan lagi yang kubayangkan, ketika pelajaran olah raga. Anak-anak lain pada melakukan pemanasan, sedangkan yang kulakukan hanya stay cool dan berkata ,” kalian hanya menghabiskan tenaga aja..” Dan ketika pelajaran olah raga berlangsung, tampak tubuhku roboh karena keram.

Imajinasiku mulai buyar karena sensor dikuping mendengar namaku dipanggil. Sistem saraf disekitar tubuh menghubungi syaraf pusat untuk segera menghentikan imajinasi bodoh. Aku jalan kedepan dan segera mengikuti anak yang didepanku. Ditengah perjalanan muncul sesosok bocah dari belakang dan bertanya,
”kelas 1F dimana ya?”
Berdasarkan pertanyaan ini, insting detektifku mulai menganalisa, ternyata aku kelas 1 E.
”wah, nggak tahu tuh, kamu juga 1E?”
”iya, eh, kenalan dulu, Lukman.”
”oh iya, Louis.”
Berdasarkan perbincangan ini, insting detektifku kembali menganalisa, ternyata bocah ini bernama Lukman, dan ternyata namaku adalah Louis.

Perjalanan berlanjut hingga ke kelas yang diberi kode ”1E”. Adegan pun berganti didalam kelas. Situasinya sepi, walopun ada beberapa anak yang berisik bisik-bisik, ato bisik-bisik berisik. Ada beberapa temanku yang dari SD Antonius, tapi karena duduknya jauh, jadi nggak bisa bisik-bisik berisik. Kegiatan bisik berbisik akan terhenti sejenak tiap ada anak yang masuk kelas, mulai dari yang ganteng setengah mati, cantik minta ampun, pasti diem sejenak. Kecuali kalo ada anak yang unik ato aneh masuk kelas, akan terdengar suara ketawa yang ditahan tanda mengejek.

Dan beda dengan sebelumnya waktu di SD Antonius, ternyata lebih menyenangkan menjadi murid baru diantara murid-murid baru. Setidaknya tidak ada senioritas didalam kelas. Selain itu aku nggak akan tampak bodoh karna nggak tahu apa-apa, walopun mungkin dalam beberapa minggu kedepan aku akan kembali tampak super bodoh seperti sebelum-sebelumnya. Dalam 3 tahun aku akan tampak super bodoh di SMP 21 ini....

1 komentar:

  1. hebat boss, aku suka artikelnya.. simpel dan sederhana
    kunjung balik ke blog aq yaa...(izin copast cartunnya)
    http://thee-ee.blogspot.com/

    BalasHapus