Minggu, 30 Januari 2011

Celana SMP

Jaman SMP ku dulu yang namanya seragam sekolah pasti celananya pendek banget, bener-bener pendek, nyaris seperti hotpants (padahal waktu SD pasti lebih pendek, namun seiring terbukanya mata batin, maka dapat kita sadari ketika duduk dibangku SMP bahwa celana seragam terlalu pendek). Saking pendeknya, kalo lagi duduk terkadang pahanya bisa keliatan, apalagi yang gendut, lemaknya sampai merembes keluar. Hal ini hanya berlaku pada siswa laki-laki, sedangkan perempuan gak mungkin pake celana beginian, karna aturannya mereka kudu pake rok. Bayangkan kalo siswa perempuan seragam sekolahnya pake celana, kalo pas duduk pahanya keliatan, bisa-bisa kena undang-undang pornografi.

Apakah hanya aku saja yang menyadari kasus ini, karna siswa yang lain pun sepertinya nyaman-nyaman aja dengan keberadaan celana hot pants ini. Berkali-kali tiap pake celana biru ini pasti kuturun-turunin biar keliatan lebih panjang dikit celananya, tapi pas duduk, balik lagi deh, pahanya keliatan.

Menurut aturan persekolahan yang berlaku disekolahku, panjang celana tidak boleh lebih dari lutut, harus berada diatas lutut. Dan untuk perempuan, panjang rok harus dibawah lutut. Seandainya aturan ini dibalik, jadi yang laki-laki celananya dibawah lutut, yang perempuan diatas lutut, kan lebih yahut.

Menjelang pertengahan kelas 1 smp, sepertinya mulai tampak anak-anak yang menyadari tentang celana ini, dan memakai celana yang panjangnya selutut, bahkan dibawah lutut. Tentu aja hal ini menginspirasiku buat make rok dibawah lutut, tapi karena takut dikira abnormal, jadi pake celana dibawah lutut aja. Entah darimana mereka mendapatkan celana dibawah lutut yang keliatan keren itu, yang jelas celana itu langka banget. Di toko tempat jual seragam sekolah, celana model begitu gak ada, adanya celana model hotpants khusus buat mereka yang rada abnormal.

Makin lama celana model dibawah lutut makin populer, mengalahkan kepopuleran wajahku yang tampannya minta ampun. Seolah-olah kalo pake celana itu, bisa menambah tingkat ketampanan sebanyak 50% (1% wajah, 49% rambut, 50% celana). Tapi yang namanya hukum alam, semuanya pasti ada efek sampingnya. Jadi kalo pake celana dibawah lutut, tentu aja melanggar aturan yang udah disusun oleh pihak sekolah yang senang dengan celana nyaris hotpants. Perhitungan ilmiahnya mungkin seperti ini, celana diatas lutut mengurangi tingkat ketampanan 50%, tapi bebas dari aturan, sedangkan celana dibawah lutut menambah ketampanan 50%, tapi kudu hati-hati kalo ada guru yang maniak sama aturan sekolah, bisa-bisa ntar celananya dipotong jadi pendek,trus pas jalan, pahanya jadi kemana-mana.

Demi menjaga jarak dengan guru yang maniak aturan, aku pun mengurungkan diri buat beli celana sepanjang dibawah lutut (selain gak tau belinya dimana, duit pun nggak punya). Hingga suatu ketika dipagi hari yang dingin, ketika masa-masa ujian kenaikan kelas, pas lagi buka-buka lemari, aku menemukan sebuah celana yang lebih panjang dibanding dua celana yang kumiliki. Ya, celana itu peninggalan kakakku yang waktu itu udah SMA. Kemudian ingatanku mulai menghayal, terlihat kakakku yang sedang memegang celana tersebut, lalu datang menghampiriku dan berkata,
“brother, i’ll give you my precious pant i ever had.” Entah apa yang diucapkan kakakku itu, untung dibawahnya ada subtitle nya,”nih kukasih celana butut waktu SMP dulu.”
dan tentu aja khayalan ini sebenarnya tidak ada.

Tanpa basa basi, ku pake celana itu, tapi ternyata ada masalah. Ternyata kakakku waktu itu lebih kurus, jadi celananya gak muat dibagian pinggang. Karna uda kepepet dan waktu menipis, demi menjaga perdamaian dunia, kugunting aja bagian pinggangnya biar lebih muat, trus kututupin pake ikat pinggang, jadi bekas guntingannya gak begitu keliatan. Dengan mantapnya aku berangkat kesekolah pake celana yang pinggangnya uda kugunting. Awalnya sih fine fine aja, tapi ditengah perjalanan, aku menyadari bahwa ternyata bekas guntingannya masih terlihat, dan panjang celananya pun tidak lebih panjang dari yang kupunya.

Dengan bermodalkan harapan supaya gak ada yang menyadari hal ini, aku pun santai santai aja menjalani ujian. Tapi entah kenapa, cewek disebelahku sepertinya menyadari sesuatu, dia seperti tertawa terheran heran campur aduk. Pas waktunya istirahat, kulihat dia seperti membicarakan sesuatu dengan temennya. Kemudian masuk lagi buat ujian mata pelajaran yang kedua. Cewek itu kayaknya tertawa terheran lagi seperti menyimpan sesuatu rahasia negara yang penting. Setelah ujian selesai, aku langsung ngacir pulang.

..dan semenjak saat itu aku pun berjanji kepada diri sendiri, sependek apapun celana yang kupakai, aku gak bakal pernah make celana yang bagian pinggangnya udah digunting..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar