Yang namanya baru belajar pasti kalo uda bisa langsung ketagihan. Waktu itu hape emang sedikit langka, tidak seperti saat ini, anak SMP uda megang blackberry, anak SD uda megang hape, anak TK pegangannya handy talkie. Karna langkanya hape, otomatis yang namanya sms-an pun juga tambah langka. Alkisah waktu itu aku baru belajar sms-an dan lagi asik-asiknya, dengan bahasa lo gw yang disingkat-singkat, jaman sekarang mungkin sebutannya alay kali ya.
Sebutlah Devi (nama sebenarnya), seorang gadis yang putih imut-imut nan lucu yang bisa dikatakan sebagai gadis tercantik sekelas (setelah aku tentunya,eh?!). Dia temen sms-an yang pertama kali kumiliki, setelah operator dan bapak ibuku. Tiap hari sms-an gak jelas ma tu cewek. Topiknya mulai dari pelajaran, ngomongin orang, kehidupan sehari-hari, kehidupan seminggu-minggu, sebulan-bulan, dan juga setahun-tahun. Ada-ada aja topik yang dibicarain. Pokoknya dia best friend lah kalo di luar sekolah, tapi kalo uda ketemu disekolah, seolah-olah tidak terjadi apapun, bahkan kayak nggak pernah telpon-telponan (biasanya cuma sms-an).
Rasanya sehari tanpa sms dia tuh kayak sehari gak pake baju (sebenernya gak begitu masalah). Tapi kalo disekolah, sehari dia gak masuk gak masalah, kayak sehari dia gak pake baju (memang tidak masalah, tapi patut disayangkan kejadian langka dimana dia gak pake baju....pembicaraan mulai vulgar...). Matanya yang sipit, mukanya yang putih, bibirnya yang tipis, badannya yang mungil, semuanya bener-bener susah digambar pake pensil pada masa itu.
Pernah sekali waktu pas lagi liburan, dia minta dioleh-olehin kalung. Entah hasrat apa yang pada saat itu merasuki otakku, yang jelas aku mengeluarkan uang 35 ribu buat beli kalung itu. Padahal pada masa itu uang 20 ribu aja uda gedhe banget. Dan biar rada romantis, aku ngasih kalungnya gak secara langsung, tapi pas istirahat, aku masukin kalungnya di topinya. Jadi pas dia ngebuka topinya, akan terdengar sebuah jeritan,”kyaaaa....ada benda asing di topiku!!”
lalu aku datang menghampiri dan berkata,”tenang nona, aku disini untukmu, sebenarnya ini kalung buat kamu..”
dan adegan romantis akan berakhir sampai disitu saja.
Dan yang namanya gadis cantik, pastinya yang suka juga banyak. Dan yang namanya cowok ganteng pasti gak cuma satu aja, jadi sedikit minder juga sebenernya buat menaruh hati pada Devi.
Berhubung uda kelas 2 SMP, maka bakalan ada yang namanya study tour ke Jakarta. Dan disinilah sebuah peristiwa terjadi. Sebuah peristiwa yang akan dicatat dalam sejarah hidupku yang penuh dosa ini. Sebuah peristiwa yang tidak akan dimasukkan dalam buku pelajaran fisika halaman 24 bab 3.
Study tour ke Jakarta akan dilaksanakan hingga 3 hari (mungkin 4 hari, tapi entahlah, aku rada lupa, yang jelas gak lebih dari 40 hari 40 malam abang tak pulang). Pada saat itu pula Devi ulang tahun. Malam harinya aku sms ngucapin selamat ulang tahun ke dia.
”dev, selamat ulang tahun ya.”
”hehehe, makasih ya, mana kadonya??” begitu balasnya.
”iya sama-sama.. kadonya apa ya?? Gimana kalo kadonya cium aja,hahhahahah..”
”haahahhahhaa, gila lu wis, beneran ya??”
”iya beneran dev, apa sih yang nggak buat kamu..” haahahhaha, rada gombal dikit nih, padahal pacar aja nggak.
”hahahhaa, besok ditunggu.”
Setelah itu aku langsung teriak kegirangan. Kebetulan kamarku bareng sama anak-anak yang lain, jadi pada tahu tentang kejadian itu. Saat itu juga aku langsung nyusun rencana, pertama memasang wajah bangga didepan anak-anak, kemudian memakan permen sebanyak mungkin supaya besok bau mulutku lebih wangi beberapa level dari sebelumnya, lalu bermimpi tentang misi tersebut yang berjalan lancar, keesokan harinya bangunlebih pagi, mandi sebaik mungkin, pakai parfum sewangi-wanginya, menghampiri devi dengan kereta kencana, dan dengan menggigit bunga mawar, aku berkata kepadanya,
”darling, inilah waktunya dimana aku menciummu dibawah sinar rembulan layaknya romeo and juliet.”
lalu dia akan membalas,”oh...so sweet...”
Awalnya misi berjalan sesuai dengan apa yang sudah kurencanakan, hingga pada tahap menghampiri Devi. Karena didalam bis tidak mungkin mengucapkan kata romantis begitu, akhirnya aku nunggu-nunggu kesempatan yang layak untuk diperjuangkan. Tibalah di wahana selanjutnya, gedung DPR. Dan di tempat parkir bis aku ketemu ma Devi. Dengan gagah berani aku pura-pura berjalan dan melakukan pendekatan sekitar 5 cm tiap langkah. Dan ketika tepat pada radius 4 meter darinya, aku tanya,” gimana Dev??” sambil tersenyum bodoh kayak Nobita ngejar Sizuka. Waktu seperti berhenti sesaat ketika dia memalingkan wajahnya kehadapanku, lalu kemudian berkata...,
”gila lo...hahahahahhah..”
....DHUAR...
seketika itu juga mukaku langsung aku sembunyiin dibalik ketiak, seandainya waktu itu nggak ada saksi, gak masalah. Tapi ternyata temenku ada yang membuntuti dari belakang, dan habis mendengar jawabannya Devi, langsung ngakak nggak karuan. Aku pun denga stay cool nya juga ikutan tertawa, menganggap bahwa itu emang lelucon terlucu yang pernah ada di muka ku ini.
Kemudian sambil berpaling, wajah tertawaku ini lambat laun jadi berbentuk emosi campur rasa malu tak terhingga sambil mengganti tulisan yang ada diotakku, dari ”misi berhasil” menjadi, ”misi gagal, sepenuhnya gagal dan jangan diulangi lagi..”