Rabu, 30 Maret 2011

Faktor Penghambat Kuliah Pagi


Setiap mahasiswa, bahkan mungkin seluruh umat manusia, pasti pernah merasakan apa yang namanya bangun kesiangan. Bangun kesiangan adalah sebuah istilah yang muncul ketika kita ingin bangun pagi, namun ternyata eksekusinya kita malah bangun siang. Bangun kesiangan ini merupakan salah satu faktor pendukung kita untuk nggak kuliah pagi.

Faktor berikutnya adalah morning attack. Menurut sebuah penelitian yang aku baca entah dimana, perut manusia itu bekerja maksimal pada pagi hari. Disaat seperti itulah, kebanyakan dari kita akan merasakan hasrat ingin ke wc alias BAB. Buang air besar dipagi hari inilah yang dinamakan morning attack.

Ada juga faktor transportasi. Buat para "tebenger" (istilah untuk orang yang suka nebeng / numpang), faktor ini cukup membahayakan martabat. Apabila si tebenger ini tidak menemukan satupun orang yang bersedia mengangkutnya ke tempat tujuan, maka habis sudah riwayatnya buat kuliah pagi.

Kemudian faktor terakhir yang paling sering terjadi adalah sindrom malas. Kalo faktor ini sih biasanya berkaitan dengan mental mahasiswanya yang pemalas, atau karena kuliahnya yang kurang menggairahkan. Berbeda dengan down sindrom, sindrom malas ini hanya kumat disaat tertentu doang.

Minggu, 27 Maret 2011

Misi Gagal

Yang namanya baru belajar pasti kalo uda bisa langsung ketagihan. Waktu itu hape emang sedikit langka, tidak seperti saat ini, anak SMP uda megang blackberry, anak SD uda megang hape, anak TK pegangannya handy talkie. Karna langkanya hape, otomatis yang namanya sms-an pun juga tambah langka. Alkisah waktu itu aku baru belajar sms-an dan lagi asik-asiknya, dengan bahasa lo gw yang disingkat-singkat, jaman sekarang mungkin sebutannya alay kali ya.


Sebutlah Devi (nama sebenarnya), seorang gadis yang putih imut-imut nan lucu yang bisa dikatakan sebagai gadis tercantik sekelas (setelah aku tentunya,eh?!). Dia temen sms-an yang pertama kali kumiliki, setelah operator dan bapak ibuku. Tiap hari sms-an gak jelas ma tu cewek. Topiknya mulai dari pelajaran, ngomongin orang, kehidupan sehari-hari, kehidupan seminggu-minggu, sebulan-bulan, dan juga setahun-tahun. Ada-ada aja topik yang dibicarain. Pokoknya dia best friend lah kalo di luar sekolah, tapi kalo uda ketemu disekolah, seolah-olah tidak terjadi apapun, bahkan kayak nggak pernah telpon-telponan (biasanya cuma sms-an).


Rasanya sehari tanpa sms dia tuh kayak sehari gak pake baju (sebenernya gak begitu masalah). Tapi kalo disekolah, sehari dia gak masuk gak masalah, kayak sehari dia gak pake baju (memang tidak masalah, tapi patut disayangkan kejadian langka dimana dia gak pake baju....pembicaraan mulai vulgar...). Matanya yang sipit, mukanya yang putih, bibirnya yang tipis, badannya yang mungil, semuanya bener-bener susah digambar pake pensil pada masa itu.


Pernah sekali waktu pas lagi liburan, dia minta dioleh-olehin kalung. Entah hasrat apa yang pada saat itu merasuki otakku, yang jelas aku mengeluarkan uang 35 ribu buat beli kalung itu. Padahal pada masa itu uang 20 ribu aja uda gedhe banget. Dan biar rada romantis, aku ngasih kalungnya gak secara langsung, tapi pas istirahat, aku masukin kalungnya di topinya. Jadi pas dia ngebuka topinya, akan terdengar sebuah jeritan,”kyaaaa....ada benda asing di topiku!!”

lalu aku datang menghampiri dan berkata,”tenang nona, aku disini untukmu, sebenarnya ini kalung buat kamu..”

dan adegan romantis akan berakhir sampai disitu saja.


Dan yang namanya gadis cantik, pastinya yang suka juga banyak. Dan yang namanya cowok ganteng pasti gak cuma satu aja, jadi sedikit minder juga sebenernya buat menaruh hati pada Devi.


Berhubung uda kelas 2 SMP, maka bakalan ada yang namanya study tour ke Jakarta. Dan disinilah sebuah peristiwa terjadi. Sebuah peristiwa yang akan dicatat dalam sejarah hidupku yang penuh dosa ini. Sebuah peristiwa yang tidak akan dimasukkan dalam buku pelajaran fisika halaman 24 bab 3.


Study tour ke Jakarta akan dilaksanakan hingga 3 hari (mungkin 4 hari, tapi entahlah, aku rada lupa, yang jelas gak lebih dari 40 hari 40 malam abang tak pulang). Pada saat itu pula Devi ulang tahun. Malam harinya aku sms ngucapin selamat ulang tahun ke dia.

”dev, selamat ulang tahun ya.”

”hehehe, makasih ya, mana kadonya??” begitu balasnya.

”iya sama-sama.. kadonya apa ya?? Gimana kalo kadonya cium aja,hahhahahah..”

”haahahhahhaa, gila lu wis, beneran ya??”

”iya beneran dev, apa sih yang nggak buat kamu..” haahahhaha, rada gombal dikit nih, padahal pacar aja nggak.

”hahahhaa, besok ditunggu.”


Setelah itu aku langsung teriak kegirangan. Kebetulan kamarku bareng sama anak-anak yang lain, jadi pada tahu tentang kejadian itu. Saat itu juga aku langsung nyusun rencana, pertama memasang wajah bangga didepan anak-anak, kemudian memakan permen sebanyak mungkin supaya besok bau mulutku lebih wangi beberapa level dari sebelumnya, lalu bermimpi tentang misi tersebut yang berjalan lancar, keesokan harinya bangunlebih pagi, mandi sebaik mungkin, pakai parfum sewangi-wanginya, menghampiri devi dengan kereta kencana, dan dengan menggigit bunga mawar, aku berkata kepadanya,

”darling, inilah waktunya dimana aku menciummu dibawah sinar rembulan layaknya romeo and juliet.”

lalu dia akan membalas,”oh...so sweet...”


Awalnya misi berjalan sesuai dengan apa yang sudah kurencanakan, hingga pada tahap menghampiri Devi. Karena didalam bis tidak mungkin mengucapkan kata romantis begitu, akhirnya aku nunggu-nunggu kesempatan yang layak untuk diperjuangkan. Tibalah di wahana selanjutnya, gedung DPR. Dan di tempat parkir bis aku ketemu ma Devi. Dengan gagah berani aku pura-pura berjalan dan melakukan pendekatan sekitar 5 cm tiap langkah. Dan ketika tepat pada radius 4 meter darinya, aku tanya,” gimana Dev??” sambil tersenyum bodoh kayak Nobita ngejar Sizuka. Waktu seperti berhenti sesaat ketika dia memalingkan wajahnya kehadapanku, lalu kemudian berkata...,

”gila lo...hahahahahhah..”


....DHUAR...


seketika itu juga mukaku langsung aku sembunyiin dibalik ketiak, seandainya waktu itu nggak ada saksi, gak masalah. Tapi ternyata temenku ada yang membuntuti dari belakang, dan habis mendengar jawabannya Devi, langsung ngakak nggak karuan. Aku pun denga stay cool nya juga ikutan tertawa, menganggap bahwa itu emang lelucon terlucu yang pernah ada di muka ku ini.


Kemudian sambil berpaling, wajah tertawaku ini lambat laun jadi berbentuk emosi campur rasa malu tak terhingga sambil mengganti tulisan yang ada diotakku, dari ”misi berhasil” menjadi, ”misi gagal, sepenuhnya gagal dan jangan diulangi lagi..”


Kamis, 17 Maret 2011

The Penguin is Crying

Tidak terasa sudah kelas 2 SMP, sama hal nya dengan rambut, tidak terasa sudah gondrong. Dikelas 2 ini muridnya dipencar, ada yang dulunya kelas 1A kemudian jadi kelas 2G, ada yang kelas 1G jadinya kelas 2A, dan begitu seterusnya. Pertukaran kelas ini mungkin supaya murid kelas lain kenal dengan kelas laennya. Dan layaknya seorang pria, ketika melihat daftar nama dikelas, yang dicari adalah para bintang atau gadis desa atau miss class dari tiap kelas, berharap dalam satu kelas itu ada yang cantik.

Selaen temennya yang bertukar, kelasnya yang bertukar, jenis kelaminnya yang bertukar, pengajarnya pun juga bertukar, beberapa guru ada yang belum dikenal. Tapi ada satu guru yang sudah kukenal sejak kelas 1, seorang ibu guru yang wajahnya menurutku agak ke arab-arab-an, hidungnya yang mancung dan tubuhnya yang rada mungil, persis kayak musuhnya batman, penguin. Bu Nanik namanya, seorang pengajar dalam pelajaran sejarah. Tiap mengajar selalu menggebu-gebu penuh semangat 45, seolah-olah Belanda udah dekat. Kalo anda sekalian sayang nyawa, janganlah mencoba-coba untuk melawan beliau jika anda tidak ingin sebuah granat hinggap di hidung anda. Cara berjalan beliau pun berciri khas, pincang layaknya seorang prajurit perang veteran. Kami segenap siswa SMP saat itu benar-benar menghormati beliau alias takut setengah mateng.

Layaknya kebanyakan siswa Indonesia, yang dikejar bukanlah ilmu, tapi nilai. Semakin baik nilai anda, semakin disanjung juga oleh orang tua anda. Apapun akan dilakukan untuk mendapatkan nilai yang baik, bukan ilmu yang baik. Ibaratnya pesilat atau ahli kungfu, cuma tau teorinya doank, masalah praktek urusan belakangan. Untungnya dalam pelajaran sejarah yang diajar oleh Bu Nanik, ada sebuah trik jitu supaya bisa mendapatkan nilai yang tak terduga. Hal ini hanya berlaku ketika ulangan, tidak berlaku ketika ujian sekolah.

Caranya cukup diluar dugaan. Pertama persiapkan diri ketika akan ulangan, tidak usah maksimal, cukup separo aja yang dihafal. Kemudian jawablah pertanyaan yang ada sesuai dengan apa yang dipelajari. Dan langkah terakhir adalah, ambil pulpen anda, dan tulislah kata mutiara sebagai berikut,”i love sejarah”, lengkapi dengan jampi-jampi yang anda miliki. Niscaya nilai anda pun akan meningkat sekitar 20% dari kemampuan otak yang anda miliki. Awalnya aku nggak percaya sama cerita rakyat beginian. Tapi pas sekali nyoba, ternyata langsung berhasil (dengan kemampuan otak yang kumiliki, cuma mampu mendapatkan nilai 30, dengan menambahkan kalimat,”i love sejarah”, nilaiku bertambah menjadi 50).

Keunikan beliau tidak sampai disitu aja. Ada peraturan khusus yang diciptakan oleh Bu Nanik ketika pelajaran sejarah. Apabila pelajaran sejarah akan dimulai, murid yang pada hari itu kena jadwal piket kelas wajib untuk menjemput dan membawakan buku-buku beliau dari ruang guru ke kelas dan begitu sebaliknya. Hari demi hari hal itu berjalan sesuai dengan apa yang diamanatkan. Tidak ada satu pun murid yang berani melanggarnya. Tapi yang namanya peraturan, pasti emang buat dilanggar.

Alkisah dalam kelas 2F masa itu muncul beberapa siswa yang rada malas. Ketika pelajaran sejarah akan dimulai, tidak ada yang menjemput Bu Nanik, semuanya pada asik dikelas, tanpa mengingat peraturan maut tersebut. Hingga beberapa menit kemudian tidak ada yang menjemput, tiba-tiba sesosok bayangan muncul dari ufuk timur. Sesosok bayangan yang tak asing bagi murid kelas 2F. Sesosok bayangan yang mirip dengan guru sejarah kami. Sesosok bayangan Bu Nanik muncul mengheningkan situasi kelas yang gaduhnya minta ampun.
“kok nggak ada yang keruang guru?” sambil berjalan perlahan mendekati kursi.
”kan sudah saya beritahu, setiap pelajaran saya ada yang ke ruang guru.” Kelas masih sunyi senyap. Aku sama temenku mulai berinisiatif buat ke ruang guru ngambil buku beliau.
”udah, nggak usah diambil!! Jadwal piket hari ini siapa??” terdengar suara letusan gunung krakatau di hatiku. Aku salah satu kelompok anak penantang maut yang pada hari itu dapet jadwal piket buat jemput Bu Nanik.
”yang piket hari ini silahkan maju!!” aku bersama temen-temenku maju, dengan muka tertunduk. Tanpa mendengarkan omelan guruku alias lupa, aku mulai membayangkan, seandainya waktu itu aku punya inisiatif buat jemput Bu Nanik, seandainya aku punya tenaga ekstra buat menanggung peraturan itu, seandainya aku punya jurus seribu bayangan, pasti aku bisa menjaga perdamaian kelas.

Disela-sela omelan Bu Nanik, sebuah kejadian tak terduga terjadi saat itu juga. Kejadian langka yang tak dapat dipastikan oleh ilmuwan. Kejadian yang tidak bisa diteliti melalui perhitungan fisika. Tanpa kita sadari, Bu Nanik menangis didepan kelas. Sosok yang begitu fenomenal, sosok yang begitu kita takuti, sosok yang benar-benar seperti penguin musuhnya batman ini, menangis didepan kelas. Peristiwa ini seperti melihat Hitler nangis didepan umum.

Betapa jahatnya orang-orang yang membuat nangis sosok yang ditakutinya. Apa yang akan dikatakan batman ketika tahu musuhnya dibuat nangis oleh siswa SMP. Aku pun tidak punya alasan yang tepat kepada batman karna telah berbuat nakal kepada musuhnya.

Di siang hari yang bolong itu, penguin musuhnya batman menangis, membuat kami berpikir kembali dan instropeksi pada diri sendiri. Janganlah sekali kali menakali musuhnya para superhero...

Rabu, 09 Maret 2011

Pakaian Produk

kostumnya dapat ditemukan di http://www.bpoidistro.com/home

Pernahkah ngebayangin beli air putih “aqua” (terpaksa menyebut merk karena keterbatasan kosa kata) atau air minum mineral dalam wadah yang berupa kantong plastik ?? Apakah kalian mau beli air minum yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik dengan harga 1.500 rupiah ?? Kalo situasinya cukup ekstrim seperti ketika berada di gurun pasir yang sangat gersang tiada ampun, mungkin air minum kemasan kantung plastik itu bakal laku.

Bayangin juga kalo seandainya kita mesen es teh dengan gelas yang bener-bener kotor dan ancur bentuknya (mungkin udah gak menyerupai gelas lagi) dengan beli es teh yang disajikan dalam sebuah kemasan botol dan juga bertuliskan “teh botol sosro” (sekali lagi terpaksa menyebut merk karena keterbatasan kosa kata). Teh botol itu mungkin isinya hanya setengah dari teh dalam gelas gak bentuk tadi, namun entah kenapa harganya akan lebih mahal. Kalo gak percaya, coba aja beli es teh di warung, sama beli teh botol di “indomaret” (lagi-lagi nyebut merk). Kelak kalian bakal bingung, perutnya muat apa kagak buat menampung teh-teh tersebut.

Dua kasus tersebut mungkin dapat dipecahkan dengan mudah oleh om Sherlock Holmes (seandainya dia bener-bener nyata). Namun sebenernya ini adalah masalah yang terbilang cukup sederhana, karena mengandung cukup satu kata . Ini semua adalah masalah “kemasan”, bahasa gaulnya adalah “packaging”.

Ibaratnya manusia itu butuh pakaian, fashion yang tepat, agar manusia tadi bisa terlihat menarik. Meskipun terkadang manusia tampak menarik tanpa pakaian, namun saya jamin, setengah umat manusia akan tampak lebih menarik dengan mengenakan pakaian daripada bertelanjang pantat. Pakaian yang dikenakan pun juga harus sesuai dengan manusianya. Misalkan ada seorang lelaki labil yang pengen tampil layaknya anak band, pantaskah mereka memakai gaun lengkap dengan sayap ibu peri untuk mendapatkan komentar,”wah,lo kayak anak band deh !!” ???? Kalau yang berkomentar adalah seorang maho, tidak heran.

Nah, produk itu juga butuh yang namanya pakaian, tapi namanya bukan fashion, melainkan kemasan atau packaging. Kemasan ini selain bikin menarik, juga dapat menambahkan nilai jual dari suatu produk. Bahkan yang tadinya tidak bernilai, sehabis diberi pakaian, jadi tambah cakep.

Dan sama halnya dengan manusia, kemasan juga harus sesuai dengan produknya. Kita ambil contoh air minum mineral. Bayangkan botolnya berwarna merah. Fokuskan pikiran untuk membayangkan sebuah kemasan air minum mineral berwarna merah. Apakah yang muncul dipikiran anda tetap sebuah air minum mineral, atau malah Fanta (sepertinya memang ditakdirkan untuk menyebut merk yang banyak) ???

Pernah suatu ketika saya berjualan makanan di sekitar jalan pahlawan, sebuah jalan di kota Semarang yang memiliki kelebaran trotoar yang bener-bener lebar, tempat yang cocok buat berjualan makanan, apalagi pas malem hari ketika manusia melakukan kegiatan nongkrong. Alkisah waktu itu bener-bener hanya berniat jualan dengan kemasan yang seadanya. Dan yang terjadi adalah pembeli yang seadanya juga.

Dengan kemampuan seadanya, saya mencoba membuat karikatur wajah temen saya, sambil menyelipkan menu makanan yang kami jual. Walopun tidak begitu ber-efek layaknya film Hollywood, namun penjualan dapat meningkat. Orang-orang yang tadinya ogah ngeliat anak kuliahan jualan makanan gak jelas, menjadi tertarik dengan adanya karikatur tadi itu (meskipun kebanyakan cuma ngelirik doing, tapi gak beli). Karikatur dalam kasus ini berfungsi sebagai sebuah penarik perhatian, karena kemasan dari produk sudah dikenakan seadanya. Terkadang sebagai manusia, kita butuh sebuah aksesoris untuk menarik perhatian manusia lainnya.

Suatu kisah lagi yang dilakukan oleh kecerdikan teman saya, walaupun tidak secerdik kancil. Dia ingin menjual sebuah makanan dengan tetap meraih keuntungan tanpa menanggung beban. Caranya adalah dengan membeli makanan diluar kampus, kemudian memberinya kemasan, dan menjualnya dikampus dengan harga 20% diatas harga pembelian sebelumnya. Trik itu ternyata berhasil, temenku bahkan menjual semua makanannya tanpa bahan pengawet.

Cara klasik dalam kasus kedua ini sebenernya udah sering dipikirkan oleh kebanyakan penjual, tapi gak ada salahnya ketika yang mempraktekkan hal itu adalah seorang mahasiswa tanpa gelar “pedagang kaki lima”. Namun kebanyakan tidak paham betapa pentingnya sebuah kemasan produk. Betapa pentingnya penampilan sebuah barang yang akan dijual. Betapa pentingnya pakaian yang melekat di tubuh manusia dalam menentukan kadar ketampanan atau kecantikan serta nilai jual masing-masing manusia.