Sabtu, 23 April 2011

Selamat Paskah


Ketika hari Minggu biasa, perayaan Ekaristi biasa, di sebuah sore yang juga biasa aja.
"kamu kok gak ke Gereja??" Tanya Aro pada Kabi
"aku ke Gereja kok, tapi bukan hari ini."
Seminggu kemudian, di Minggu yang sama, perayaan yang sama, dan sore yang sama pula.
"kamu gak ke Gereja??"
"aku ke Gereja kok, tapi bukan hari ini."
"trus kapan??"
"ada deh."
Seminggu kemudian lagi, di Minggu yang sunyi, pada perayaan Ekaristi, dan sore yang sepi.
"kamu gak berangkat ke Gereja?? beribadah loh.."
"aku ke Gereja kok, tapi kan bukan hari ini."
"emang kapan sih kamu ke Gerejanya?? kok gak pernah tau??"
"aku ke Gerejanya pas Natal ama Paskah doang sih, salahkah bila diriku begitu?"
"kok gitu sih, jangan-jangan kamu Khatolik KTP ya??"
Kabi pun diam tanpa kata. Dan dalam sekejap, Aro berangkat beribadah.

Tepat 5 menit setelah Aro pergi, Kabi pun ikutan pergi juga.
Menelusuri aspal yang bergeronjal dan bolong-bolong layaknya lagu Tina Toon, melewati hembusan nafas sang hewan besi, menembus cakrawala sinar kendaraan bermotor, Kabi tetep aja jalan terus.

20 menit perjalanan telah ditempuh si Kabi. Tampangnya yang tadinya jelek, sekarang jadi ganteng karna ketutupan debu dan asap kendaraan bermotor.

Tampak sekumpulan anak jalanan yang masih imut-imut nunggu di gang sebelah mall. Kabi menghampiri mereka sambil memberikan buku-buku dan alat tulis. Tampil layaknya seorang guru yang modis, Kabi mulai ngajarin banyak hal ke anak-anak jalanan itu, walaupun beberapa diantaranya ada yang lebih fokus pada kegiatan ngupilnya dari pada pelajaran.

Begitulah yang tiap sore dilakukan Kabi, sedangkan tiap pagi dia pergi kerja, tanpa peduli itu hari Minggu atau bukan.

Setelah 2 jam berlalu, Kabi pun sampai di rumah.
"dari mana cuy??"
"ada deh.."
"pasti maen ya?? daripada maen mulu, mendingan mulai minggu depan ikut aku deh ke Gereja, beribadah cuy, mendekatkan diri pada Tuhan."
"kan aku udah bilang, aku ke Gerejanya bukan hari ini..."

Demikian cerita gak jelas ini disampaikan melalui kata-kata..

SELAMAT PASKAH !!!!
semoga serasa terlahir kembali..

Rabu, 20 April 2011

Meja Kaca Dalam Animasi 2D Manual

Dalam membuat animasi 2D, terutama secara manual, dibutuhkan alat yang dinamakan meja lampu, atau meja kaca, sebagai alat pendukung agar lebih mudah menggambar dalam jumlah yang sangat banyak.

Seperti yang kita ketahui, dalam membuat animasi itu dibutuhkan gambar yang banyak. Untuk membuat animasi durasi 30 detik saja gambarnya bisa ratusan, bayangkan berapa banyak gambar yang dibutuhkan untuk membuat satu episode kartun doraemon. Tangan terminator aja mungkin gak sanggup bikin gambar untuk animasi 30 detik karena kebiasaan megang senjata.

Untuk itulah muncul meja lampu atau meja kaca, supaya dari satu gambar kegambar yang lain pergerakannya bisa halus. Karena dalam proses pembuatan gambar, dibutuhkan teknik mencontoh (bahasa orang Semarang sih "ngeblat") gambar yang sempurna. Setidaknya kemunculan meja tersebut membantu kita mempercepat pencontohan gambar.

Namun, dengan mempertimbangkan biaya pembuatan meja kaca yang setara dengan makan 10 kali di warteg ternama, dan juga atas pertimbangan tingkat portable-nya meja kaca itu, aku pun mencoba membuat terobosan tanpa melewati terowongan.

Maka aku mengerahkan segenap tenaga dan pikiran untuk membuat alat yang menyerupai meja kaca itu tanpa biaya yang menohok dompet, beginilah caranya...







Jumat, 15 April 2011

Artis Polisi ?


...Video berdurasi 6 menit 30 detik yang berjudul "Polisi Gorontalo Menggila" itu memperlihatkan bagaimana Norman menirukan gerakan Shakh Rukh Khan, dengan iringan lagu "Chaiya-chaiya". Ia tampak hafal betul lagu dari awal hingga akhir. Dalam rekaman, Norman berkali-kali menggoda rekan di sampingnya yang ikut berjaga di pos.

sumber : kompas

Disuatu pagi yang cerah dihari minggu, aku nyalain tv buat nyari acara kartun. Namun hasilnya adalah nihil, dan yang kutemukan adalah berita seputar Briptu Norman dan aksinya.

Selama 12 jam aku menonton tv, nyaris 50% isinya Briptu Norman. Dikit-dikit Briptu, dikit-dikit Briptu. Sebenarnya tidak masalah, tapi jadi bermasalah karna aku kehilangan sebuah momen berharga, yaitu menonton film kartun, dimana pernah dikatakan bahwa menonton kartun dapat meningkatkan daya imajinasi.

Aku termasuk salah satu orang yang gak begitu ngikutin berkembangan trend sebenarnya, bahkan ketika orang lain sudah meninggalkan gaya rambut belah tengah, aku malah baru ngikutin trend rambut belah tengah. Tapi apa daya, para stasiun tv seolah-olah memaksa kita untuk tahu tentang aksi tersebut, pokoknya harus tahu. Kalau situasinya udah seperti ini, pemirsa yang tadinya tidak begitu tahu mau gak mau terpaksa tahu.

Semoga mereka yang tahu aksi Briptu Norman ini menjadi terpacu kreatifitasnya supaya bisa bikin sebuah terobosan baru, bukan terpacu rasa copy paste nya supaya bisa jadi artis yang mendadak terkenal dan juga sebaliknya, mendadak merosot ke artisan nya.

Kamis, 14 April 2011

Horor Ulat Bulu

..."Tadi lihat ada petugas datang ke sini lihat ada ulat bulu yang menyerang pohon di sana. Tetapi mereka hanya lihat-lihat saja terus pergi. Tidak ada pembagian obat apa-apa. Petugas juga tidak melakukan apa-apa," kata Kartiyem, warga Desa Kincang Wetan.

sumber : Kompas

Dibanding film horor tentang hantu yang sering nongol di dunia perfilman Indonesia, kayaknya lebih bagus film horor tentang ulat bulu ini. Begini ceritanya..

"Alkisah pada suatu hari, perubahan cuaca yang aneh menyebabkan perkembangan ulat bulu tak terkendali. Jumlahnya tiap hari bertambah, dari satu menjadi sepuluh, menjadi seratus, menjadi seribu, hingga menyamai jumlah populasi manusia yang kelaparan diseluruh dunia.

Ulat bulu pun mulai menyebar ke berbagai wilayah, termasuk ke wc umum di pom bensin. Semua orang merasa terganggu karena ulat ini selain memakan tanaman, juga menyebabkan gatal tiada batasnya, mulai dari gatal kulit, gatal kepala, bahkan gatal pengen gebukin orang.

Namun efek horor bukan karena rasa gatal dan matinya tanaman. Efek horor justru muncul ketika para petugas yang datang hanya diam saja. Korban serangan ulat bulu hanya bisa diam dan bertahan, sementara bantuan tak kunjung datang.

Beberapa orang yang bertahan mulai berkumpul untuk mencari tahu apakah serangan ulat bulu juga menyebabkan petugas menjadi tidak peduli dengan korban yang gatal-gatal.

Kemudian ternyata, usut punya usut, yang menyebabkan petugas yang datang itu hanya diam saja adalah.. karena tidak adanya bintang film porno yang ikut main dalam penggarapan film horor ulat bulu."

..tamat..

Demikian cerita yang tidak jelas ini berakhir dengan sebuah akhiran yang tidak jelas pula.

Selasa, 12 April 2011

Bangunan Baru

". . . Sementara itu, menurut peneliti ICW, Abdullah Dahlan, pembangunan tersebut dapat membuat pengeluaran negara sangat besar. ”Jumlah Rp 1,13 triliun itu cuma biaya pembangunan saja, belum biaya listrik dan segala macam. Jadi, sikap kita sekarang adalah menolak pembangunan dan mendesak KPK agar meriksa dana jasa konsultasi yang dilakukan secara tidak transparan sebesar Rp 14,5 miliar itu,” kata Dahlan."

Harusnya uang negara bisa di pakai buat hal lain yang lebih berguna atau yang lebih membutuhkan, bukan dihambur-hamburkin buat sesuatu yang sebenarnya gak butuh-butuh banget.

Satu contoh misalnya, untuk meningkatkan alat transportasi. Siapa tahu nanti warga kita bisa lepas dari sebutan "warga konsumtif", terutama motor dan mobil pribadi. Dan kalau transportasi sudah berhasil, mungkin akan berlanjut ke pelebaran trotoar, jadi ntar gak usah jauh-jauh ke luar negeri biar bisa foto dipinggir jalan tanpa gangguan dari pengendara motor ataupun mobil.

Kalau memang kebelet buat membangun gedung yang baru, bangun aja sesuai dengan kebutuhan, bukan sesuai dengan keinginan, karena gak bakal ada habisnya kalo buat menuhin keinginan. Menuhin keinginan satu orang aja mungkin anggaran negara gak cukup. Manusia kan gak pernah puas. Saya yang rakyat biasa aja kadang gak cukup kalo cuma makan di warteg.


Senin, 11 April 2011

Kebesaran


Yang nonton berita pasti tau siapa itu Melinda Dee, tersangka pembobol 17 M dana nasabah Citibank. Konon katanya sih gajinya banyak bukan main, mungkin semua produk celana dalam di toko indomaret bisa di borong semua.

Namun entah kenapa, pikiran jahat atau nafsu mana, yang membuat wanita ini menjadi serakah. Dan yang jadi masalah buatku bukan cuma serakah harta doank, tapi juga serakah anggota tubuh. Secara sekilas udah keliatan ada yang nggak proporsional dari tubuhnya, ada sesuatu yang menjadi point of interest. Dan yang menjadi point of interest itu membuat pikiranku bertanya-tanya, "apa nyaman??" "kalo gini ntar gimana ya?" "bisa gitu gak ya?".

Buat semua orang nih, misalnya punya duit yang banyak, jangan serakah deh. Khususnya buat wanita, nggak usah deh operasi gedein ini itu, disyukuri aja apa yang ada. Kalopun kepepet pengen operasi, jangan sampe lebay operasinya. Toh para pria gak suka yang lebay gitu.

Minggu, 03 April 2011

Bakat Terpendam Jadi Artis

Bayangkan jika anda seorang artis, memiliki banyak penggemar, terkenal dimana-mana, dan menerima banyak hadiah dari penggemar. Kelihatannya emang enak jadi artis. Orang mana sih yang gak pengen punya penggemar, juga terkenal dimana-mana. Sumanto aja mpe rela makan kaumnya sendiri supaya bisa terkenal.

Walopun tidak bisa menjadi artis, setidaknya aku pernah punya penggemar dan dikasih hadiah sama penggemar (karena emang aku punya bakat jadi artis, i think). Entah apa yang membuat saya punya penggemar gitu, jangankan terkenal, dapat tepuk tangan aja jarang. Secara teoritis pun kemungkinan bagiku jika dilihat dari ketampanan, bakat, kekayaan, kemampuan berbicara, adalah sekitar 10% untuk bisa jadi famous.

Pertama kali terjadi ketika kelas 6 SD, waktu itu ada adik kelas yang ngefans. Kalo tidak salah namanya adalah Jesica (nama bisa berubah sesuai dengan acara). Orangnya cukup cakep dan juga tinggi. Pas valentine dulu aku pernah dikasih sebuah coklat yang sempet bikin heboh kelas karena pada pengen minta coklatnya, untung aku sangat baik hati dan tidak sombong, jadi kubagikan coklat itu. Lalu ada juga yang namanya Egi, dia juga adik kelas. Secara fisik memang mendingan Jesica. Alkisah waktu aku ulang tahun, sempet dikasih kado ma tu anak. Tapi pas dibuka, ternyata isinya adalah buku parkit, sebuah buku dari Gereja, mungkin semacam majalah gitu, tapi bentuknya udah lusuh, kayak buku bekas. Langsung aja aku diketawain anak-anak sekelas. Entah itu sebuah hadiah atau teror, yang jelas buku-buku itu kubalikin lagi ke orangnya.

Kemudian kelas 1 SMP, suatu ketika aku dapet hadiah dari seorang cewek, padahal waktu itu bukan ulang tahunku, dan waktu itu bukan hari 17an. Aku dikasih sebuah boneka winnie the pooh, dan didalam baju boneka itu ada tulisan,”i love you, ttd Deby”. Ternyata Deby adalah seorang murid kelas 1F, kelas sebelahku. Mukanya rada india gitu pas pertama kali ngeliat. Mungkin boneka itu adalah ungkapan dia, tapi nggak tau juga, mungkin sebuah teror terselubung. Yang jelas, boneka itu langsung kusimpen sebagai kenang-kenangan, dan dikemudian hari, kalo lagi kesel, bonekanya aku tusuk-tusuk pake pedang samurai.

Lalu kelas 2 SMP, muncul lagi penggemar dari kalangan adik kelas, tapi aku lupa namanya, karena memang jarang ketemu (dan sebenarnya bukan alasan yang tepat buat lupa namanya). Konon katanya orangnya manis gitu, tapi aku nggak peduli, hahahahha.. (stay cool). Namun kali ini aku tidak mendapatan hadiah, malah didatangin ma temenku yang kebetulan suka ma tu anak. Kalo aku inget namanya, akan segera kucatat dengan baik menggunakan pulpen warna-warni (nama adik kelasku, bukan temenku).

Sebenarnya penggemarku masih banyak diseluruh dunia, ada sekitar jutaan karung beras, tapi yang mau ngaku cuma beberapa aja (dan mereka yang ngaku pun harus menangis 5 hari 5 malam sebelum menyesali perbuatannya itu). Kadang-kadang ada juga yang ngajakin sms, ngajak kenalan gitu (namun sekarang aku tahu itu adalah sebuah kedok buat ngerjain belaka).Jika aku anak band ato anak basket, pasti tingkat kepopuleranku mencapai 50% dari kadar wajah yang ada. Untungnya aku punya bakat terpendam jadi artis, jadi aku masih sempet ngerasain gimana rasanya punya penggemar.

Tapi yang namanya artis papan kayu, selain penggemar, pasti ada juga yang meneror. Awalnya aku nerima sms yang intinya ngajak kenalan. Kita smsan lama juga, berkenalan, canda tawa bersuka ria, menyusun proklamasi, merencanakan kemerdekaan, rapat kabinet, dsb.

Selama berabad-abad kami bersmsan, hingga aku mencium sebuah kebohongan. Akupun mulai menghindari kalo ada sms masuk kehapeku. Dengan gerakan yang lemah gemulai, aku mulai menghindari sms satu persatu. Dan pada akhirnya, setelah semua serangan sms itu gagal, si pengajak kenalan ini pun menghilang ditelan bumi. Hingga saat itu aku masih belum tahu siapa pengajak kenalan yang misterius itu.

Sekian lama tanpa kabar, tiba-tiba sebuah benda datang. Konon katanya dari kakak kelas. Aku dikasih sebuah topi yang konon katanya (lagi) mampu meningkatkan tingkat ketampanan semua makhluk hidup sebesar 20%. Menurut analisa, topi ini ada kaitannya dengan cewek yang ngajak kenalan itu. Tapi karena aku curiga dan takut kalo topi itu telah di beri mantra khusus, akhirnya kukasih aja topi itu ketemenku, Purwadi namanya.

Sekian lama lagi tidak terjadi sesuatu,tiba-tiba terjadi juga sesuatu. Ditengah-tengah jam sekolah, pas istirahat, temenku dengan tergesa-gesa dan wajah penuh darah memanggilku,
”uis, louis, kamu dipanggil guru BP”
”loh, kata sapa?”
”gak tau tuh, tadi ada kakak kelas yang ngasih tau, katanya penting banget.”
kemudian aku mengganti wajahku yang bodoh menjadi serius,lalu berkata,”baiklah, aku segera kesana.”
lalu aku segera kembali ke markas dan mengambil mobil tembus pandang, dan menuju keruang BP.
”maaf bu, katanya tadi ada yang nyari saya?”
”nyari kamu? Enggak tuh.”
Sial, aku mencium sebuah kebohongan publik disini.
”oh, kalau gitu maaf bu mengganggu.”
”iya nak.”
aku pun langsung berlari kembali ke kelas. Kutemui temenku tadi yang ngasih berita palsu ini.
”katanya tadi aku dicari guru BP??”
”nggak tau, aku kan cuma disuruh sama mbaknya yang tadi.”
kutatap matanya baik-baik, sepertinya dia tidak berbohong.

Lalu aku menganalisa, jangan-jangan yang ngerjain tuh kakak kelas yang dulu ngasih topi dan yang ngajak kenalan itu. Jangan-jangan dia tahu kalo topi itu kukasih ke Purwadi. Jangan-jangan Purwadi make topi itu kemana pun ia pergi layaknya seorang artis. Jangan-jangan kakak kelasnya liat Purwadi make topi itu. Jangan-jangan...Purwadi punya bakat terpendam jadi artis?!