Rabu, 29 Desember 2010

Garuda Di Dadaku

Lagu,"Garuda di dadaku" yang di populerkan oleh band Netral ini biasanya dinyanyikan ketika timnas kita sedang bertanding. Lagu ini juga seolah-olah mengiringi kita untuk menonton pertandingan sepak bola, entah karna spiritnya atau emang karna susunan tangga nada yang didesain sedemikian rupa sehingga darah dalam tubuh pada maen sepak bola semua. Secara otomatis juga membangkitkan rasa nasionalisme kita pada negeri Indonesia ini.

Namun apakah rasa nasionalisme berlaku hanya pada saat sepak bola aja?? apa kita cuma membela negara Indonesia pada waktu ada pertandingan sepak bola?? atau apakah kita merasa Indonesia banget cuma ketika mendukung timnas kita bermain di lapangan hijau daun suara dengarkanlah aku apa kabarnya pujaan hatiku??

Seharusnya dan tentu saja tidak.

Garuda didadaku bukan cuma sekedar lagu, bukan cuma sekedar kata-kata, bukan cuma sekedar pertandingan sepak bola. Garuda di dadaku adalah salah satu bentuk rasa nasionalisme kita terhadap apapun, bukan cuma pas maen bola doank.

Karna itulah, kita tanamkan Garuda di dada kita masing-masing, dimanapun dan kapanpun kita berada.

Selasa, 28 Desember 2010

Oi, Adiknya Hendrik !!


Masa Orientasi Siswa, singkatan dari MOS, adalah 3 hari awal di SMP, dimana kakak kelas melancarkan aksi untuk membuat murid baru menjadi kerepotan, dan jujur aja sangat membosankan. Berpetualang di lingkungan sekolah, mencari kelas yang dituju, dan mendapatkan tanda tangan dari target yang ditentukan. Kemudian disuruh bawa barang-barang aneh gak jelas tujuannya, yang endingnya tu barang jadi sampah. Dalam bahasa yang sederhana, MOS itu intinya adalah pengenalan sekolah kepada murid baru (dan tujuan membawa barang-barang aneh pun masih tetap misteri abadi).

Alkisah pas misi mencari tanda tangan anggota OSIS, bersama teman-teman yang baru dimasukkan dalam daftar “best pal”, kita semua berkeliling sekolah, mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah, bersamudera, bersama teman, semuanya...
Mulai dari komplek anak kelas 2 A sampai kelas 3 G, semua dijelajahi. Kebetulan kakakku yang bernama Heinrich (dalam bahasa Indonesia menjadi Hendrik) juga berguru di SMP 21. Dan ketika berada di komplek kelas 3, muncullah sesosok dua sosok tiga sosok, yang berkata, “oi, ada adiknya Hendrik!!”. Bisa ditebak, suara itu muncul dari penggemarku.

Kata-kata,”oi, ada adiknya Hendrik!!” ternyata masih tetap berlangsung bahkan sampai MOS berakhir. Aku pun sempat menambah MOS menjadi seminggu, namun kata-kata,”oi, ada adiknya Hendrik!!” tidak sirna jua. Tiap lewat komplek anak kelas 3, atau bertemu dengan anak kelas 3 di kantin, atau bahkan berpapasan dengan anak kelas 3 di wc saat menerima panggilan power ranger, kata-kata itu tetap terlontar sejauh 5 meter panjangnya.

Karena masalah ini, namaku menjadi lenyap ditelan kata-kata,”oi, ada adiknya Hendrik!!” dikalangan anak kelas 3, dimana seharusnya aku dipanggil ”oi, ada si tampan!!”. Hal ini juga membuat nama kakakku semakin melambung tinggi di angkasa, sementara aku semakin ditelan dan dikunyah.

Otakku yang tadinya bermalas-malasan sekarang mulai berputar lagi. Selain mikirin buat pelajaran, aku juga mikirin, bagaimana caranya menghilangkan budaya panggilan seperti itu. Beberapa ide buat mencari nama pun muncul, seperti membajak kantin, mengebom wc, meneror ruang kepala sekolah, dan lain-lain. Tapi hanya satu yang memungkinkan, yaitu mengubah gaya rambut !!!

Sebuah cara mengubah style diri dengan menata rambut sedemikian rupa menyerupai artis tak dikenal. Terinspirasi dengan gaya rambut temanku, Firman, yang juga seperti rambutnya Tintin, yaitu bergaya jambul. Dengan mengobrak abrik bagian poni, dan menatanya keatas bagai tanduk macan (pada adegan ini, tampak jelas jidatku yang lebar terbang ke angkasa). Setelah 40 hari 40 malam berpuasa, akhirnya tatanan rambut ala Tintin beraksi, bagai gorilla di daun talas. Dengan langkah tegap maju jalan, bersama teman-teman sehati dan sejiwa, melewati kawasan anak kelas 3. Beberapa teman kakakku ada yang mengawasi dengan seksama dan tersilaukan oleh kemilau cahaya jidatku yang lebarnya minta ampun, dan kemudian seperti orang yang melihat cahaya keabadian, mereka berkata,”oi, ada adiknya Hendrik!!”.
Misi pun gagal dan kasus ditutup.

Otakku kembali berpikir,sebenarnya ada apa gerangan yang menyebabkan adanya panggilan seperti itu. Apakah karna nama Louis kurang populer atau nama Hendrik lebih populer, hanya Tuhan yang tahu. Setelah mencari dan berpikir dengan seksama, akhirnya lampu neon menyala. Bukan masalah nama mana yang populer, tetapi karena keberadaan kakakku yang populer. Bahkan keberadaanku menjadi dikenal karena kakakku, walaupun dengan sebutan, “adiknya Hendrik”. Dan sepertinya tidak ada masalah dengan sebutan itu, setidaknya teman dan guruku tidak menyebut begitu, tetapi dengan sebutan “si bodoh”.

Kelak suatu saat di masa mendatang, dimanapun aku berada, baik di wc ketika menerima panggilan power ranger, atau mungkin di kamar mandi ketika menerima panggilan alam, kalau ada temennya Hendrik, pasti aku dipanggil,”oi, adiknya Hendrik!!”

(Bukan) Sinterklas Biasa


Semangat Natal seharusnya terasa setiap hari, bukan cuma pas Natal doank. Semangat untuk berbagai kasih, berbagi senyuman, dan berbagi pulsa, itu semua bisa dilakuin tanpa nunggu hari Natal. Sama halnya dengan hari Lebaran, mau minta maaf kan juga gak harus nunggu berbulan-bulan, juga hari Valentine, mau memberi kasih sayang kan gak cuma pas Valentine doank, ntar kasian anak-anak bayi yang gak dapet kasih sayang selama setaun, bisa-bisa ntar jadi berandalan dini hari.

Yang kita tahu itu sinterklas cuma nongol pas Natal doank. Kalo misalnya aku yang jadi sinterklas, tiap hari bakal nongol, menyebar hadiah, menebar pesona, terbang pake rusa kesana kemari, trus masukin anak nakal kedalam karung beras. Itulah hebatnya (bukan) sinterklas biasa.

Tulisan dan gambar ini diposting ketika berada pada tanggal 28 desember, dan menurutku, tanggal 25 desember hingga tahun baru masih bernuansa Natal, sedangkan untuk hari-hari selanjutnya, cuma aku aja yang bernuansa Natal.

(sebenarnya ini adalah jawaban atas pertanyaan,"kok pohon Natalnya gak dilepas dari tahun lalu??" yang muncul ketika ada makhluk yang bertamu ke rumah)


Minggu, 26 Desember 2010

Upin Ipin vs Unyil 3-0


Kekalahan timnas Indonesia melawan Malaysia dengan skor 3-0 piala AFF tanggal 26 Desember 2010 cukup mengiris hati, membuat mahasiswa menjadi gak mood kuliah besok harinya. Ketika pertandingan berlangsung pun sempat terjadi insiden "laser" dan juga munculnya mercon (yang saya kira pertandingan udah selesai).

Laser diduga (dan kayaknya emang iya) berasal dari suporter Malaysia. Mungkin merconnya juga dari orang Malaysia. Atau mungkin lasernya canggih, abis ngeluarin cahaya, trus keluar juga deh merconnya.

Entah karna insiden ini atau pengaruh hal laennya, yang jelas pemain Indonesia mulai kurang konsentrasinya dan mengalami kebobolan hingga 3-0.

Tentu aja banyak pihak yang menangisi kekalahan ini, sampe-sampe kudu ngupas bawang supaya nangisnya keliatan natural.

Semoga saja di pertandingan selanjutnya, suporter Indonesia tidak membalas dengan melakukan hal yang sama, bawa-bawa lasernya star wars terus pake bazooka ditembak ke tengah lapangan. Biar timnas Indonesia aja yang membalas dengan gol kemenangan 5-0...

Jumat, 24 Desember 2010

Salju


Natal identik dengan pohon hias, sinterklas, kado, dan yang paling aneh adalah salju. Kalo pohon hias masih mungkin muncul, semua orang bisa membuatnya dan bisa menemukannya di rumah warga yang sedang merayakan natal. Lalu sinterklas, dapat ditemukan di mal dengan modus supaya makin banyak yang belanja. Kado sendiri pun tanpa menunggu natal, bisa didapatkan ketika ulang tahun. Lha kalo salju??

Jarang banget nemuin salju pas natal, terutama untuk negara yang kena iklim tropis gini. Jangankan cuaca dingin, paling mentok juga cuma hujan deres. Jadi untuk mengakalinya, biasanya orang-orang pake kapas warna putih atau mungkin kalo ada upil yang uda tua berwarna putih supaya bernuansa salju atau kebarat-baratan.

Pokoknya liat salju jadi inget natal, bukan global warming.

Selasa, 21 Desember 2010

Teori Konspirasi Kata Unyu

Di pertengahan 2010 ini, muncul sebuah istilah yang cukup menggemparkan dunia anak “gahol”. Sebuah istilah yang tidak semua orang mengerti apa artinya. Emang mudah buat ngucapin kata tersebut, tapi tetep aja memiliki artian yang rancu. Ibaratnya pake celana tapi gak tau itu celana bolong apa kagak.

Entah itu di jejaring social facebook ataupun jejaring social twitter, atau mungkin di jejaring ikan pak nelayan, istilah itu muncul. Biasanya digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang lucu, imut, menggemaskan, romantis, dan hal-hal lainnya yang bikin pengen nyubitin orang. Terkadang juga sebagai panggilan untuk sang pacar, atau juga kondisi psikologis yang lagi moody.

Hampir tidak ada orang yang mengetahui apa artinya dan siapakah penemu dari istilah ini. Sama dengan kebanyakan istilah lainnya yang tetap menjadi misteri, namun masih dapat dimengerti. Sejarah mencatat bahwa istilah ini tidak pernah dicatat dalam sejarah, hanya dicatat dalam pikiran dan kenang-kenangan masing-masing individu.

Sebuah account twiiter yang bernama, “faklah (faktanya adalah)” pernah mempublikasikan arti dari istilah ini. Account tersebut bersasksi bahwa istilah ini berasal dari bahasa sansekerta yang artinya “anjing”. Namun selang beberapa jam kemudian, account ini mengucapkan maaf karena ternyata bukan berasal dari bahasa sansekerta dan artinya juga bukan “anjing”.

Sebagai mahasiswa dengan tingkat integritas yang pas-pasan, saya mencoba untuk menyelidiki apa arti istilah ini.

Berdasarkan kemunculannya, ada kemungkinan kata ini berasal dari kota Jakarta. Seperti yang kita tau, Jakarta itu terletak di Asia tepatnya di Asia Tenggara, dan berada di negara Indonesia, juga merupakan ibu kota negara Indonesia, dan juga berada di pulau Jawa.

Jakarta merupakan kota metropolitan. Berbagai jenis hiburan ada disini. Standar trend pun juga berasal dari kota ini dan disebarkan melalui sinetron-sinetron yang ada. Bisa dikatakan Jakarta merupakan basis dari segala lifestyle yang ada. Itulah yang menyebabkan saya berpendapat bahwa istilah unik ini berasal dari kota Jakarta.

Kemudian istilah ini juga menggunakan kombinasi huruf yang sama sekali gak cowok banget. Kombinasi huruf yang cowok banget biasanya dapat diucapkan dengan tegas dan memiliki akhiran. Sehingga saya berspekulasi bahwa istilah ini berasal dari kaum wanita yang ”gahol”.

Dengan didasari oleh penyelidikan yang saya lakukan, saya mencoba membuat kronologis kejadian terbentuknya istilah yang imut ini.

Awalnya ada sekelompok cewek ”gahol” yang sedang melakukan aktivitas normalnya, ”nongkrong” di mall terdekat. Yang namanya cewek, pastinya mereka melakukan apa yang namanya ngegosip. Ketika mereka bergosip, tiba-tiba perhatian mereka dialihkan oleh sesosok orang yang memiliki kemajuan dibidang mulut, alias monyong. Salah satu dari gerombolan cewek ”gahol” tadi kemudian tertawa dan membicarakan orang tadi sambil memonyong-monyongkan mulutnya supaya keliatan lebih mirip.

Keesokan harinya, becandaan ini berlanjut. Cewek-cewek ”gahol tersebut mempraktekkan gaya monyongnya didepan teman-temannya yang lain, bahkan sampai didokumentasikan dikamera hape dan dipublikasikan lewat jejaring sosial. Foto ini kemudian diliat oleh banyak orang. Dan ketika yang melihat adalah kaum cewek, komentar yang keluar adalah,” ih monyong, monyong..” kebetulan yang berkomentar adalah cewek dengan logat seperti Cinta Laura yang rada ”kebule-bulean gitchu”. Cewek lain yang mendengar komentar ini pun kemudian memplesetkannya menjadi ”ih munyung munyung”. Dari kata ini kemudian berkembang menjadi,” ih, unyu unyu”.

Begitulah proses terjadinya istilah ”unyu” yang nyaris berlaku diberbagai situasi dan kondisi imut gak jelas.

Minggu, 19 Desember 2010

Gol

Ada kalanya kita nge-fans dengan tim sepak bola favorit kita. Namun ada kalanya juga kita menjadi fanatik terhadap tim sepak bola kita. Kalo perlu, pas tim sepak bola yang kita jagokan itu kalah dalam sebuah pertandingan sepak takraw....maksudnya sepakbola, hajar aja semua penonton yang ada di dunia. Itulah salah satu gejala fanatisme yang ada di dunia ini.

Fanatik atau cuma sekedar ngefans, apapun itu,yang jelas seberapa besar kita mendukungnya. dan seperti yang kita ketahui, bahwasanya tim yang menjadi idola masyarakat Indonesia (juga masyarakat dunia) adalah tim sepakbola yang berasal dari luar negeri khususnya Eropa. Mungkin disebabkan karna orang bule pada tampan-tampan (khusus buat penggemar yang berjenis kelamin wanita)

Bagaimana dengan tim sepak bola dari Indonesia sendiri??
Biasanya hanya menjadi favorit ketika sedang bertanding atau menjadi juara. Namun ternyata fenomena ini cukup mencengangkan di penghujung 2010. Entah kenapa sepertinya timnas Indonesia ini mengalami kepopuleran yang melejit. Permainan timnas ini juga bisa dikatakan mengalami peningkatan, di tambah adanya pemain baru yang menjadi idola (serta cakep juga, dan hal ini berlaku dikalangan wanita).
Pada intinya sih ya... Bravo Indonesia!!!

Sabtu, 18 Desember 2010

Gambaran Anak DKV

Kalo denger kata mahasiswa Ekonomi, pastinya tampilan yang muncul dalam otak kita adalah sosok yang oke, gaul abis, naeknya mobil. Kalo denger kata mahasiswa Psikologi, yang muncul adalah opini, "ceweknya pasti cakep-cakep". Lalu kalo denger mahasiswa Arsitektur, jadi kebayang orang bawa tabung kertas.

Bagaimana dengan mahasiswa DKV???
Seperti kebanyakan mahasiswa fakultas lain, yang bentuknya rata-rata sama, namun jika diteliti lebih dalam lagi, mungkin orang akan mengira kalo anak DKV itu freak. Kalo dapet tugas, pasti khalayak umum bakal heran dengan apa yang dikerjakannya. Bahkan keanehan mahasiswa DKV dapat dilihat dijalan.

Suatu ketika kalo pas lagi di jalan, trus ada mahasiswa yang naek motor, sambil bawa maket, ato kertas ukuran a2, atau amplop ukuran a3, ato mungkin sebuah packaging yang terbuat dari kaleng bekas, silahkan ditanyakan apakah dia mahasiswa DKV ato bukan.

Jarang

Suatu siang pas pulang kuliah, tiba-tiba adikku berkata,"tumben di rumah??". Sebelum sempat menjawab, aku langsung meng-flashback pikiranku. Selidik punya selidik, pertanyaan itu ternyata memiliki dasaran yang kuat. Semenjak aku kuliah, aku jadi jarang di rumah. Entah itu karena ada acara ataupun cuma sekedar ngerjain tugas dan nongkrong.

Biasanya semenjak kuliah, aku pulang sore,atau kalo perlu malem-malem ketika serigala menggonggong. Namun disiang itu, aku pulang tidak seperti biasanya. Tentu aja hal kayak begituan dapat memicu timbulnya pertanyaan.

Setelah menganalisa situasi, barulah aku jawab pertanyaan adikku, "ya gak papa lah, sekali-kali."

Stress

Stres bisa melanda siapa saja, kapan saja, dimana saja. Bahkan anak SD pun udah bisa kena stres, apalagi orang dewasa. Semakin dewasa maka semakin mudah stres. Contohnya orang gila, hingga saat ini aku belum pernah ngeliat orang gila yang umurnya dibawah15 tahun. Itulah salah satu bukti bahwa orang yang udah gede lebih mudah stres.

Dan aku adalah salah satu orang yang gampang stres. Kemampuan otak untuk menyimpan memori hanya mampu menyimpan masalah tugas perkuliahan kurang dari 5 tugas. Jika uda melebihi kuota yang ada, niscaya stres akan lebih melanda.

Cosplay

Cosplay, seperti yang kita tahu, orang-orang yang memakai kostum yang mirip sama tokoh kartun. Dengan berbagai macam ornamen yang menempel pada butuh, diharapkan bisa mirip sama tokoh kartunnya. Beberapa ada yang mirip, tapi ada juga yang ancur abis karena komposisi tubuhnya tidak sesuai sama tokoh kartunnya.

Maka untuk menghindari adanya kejadian yang membuat ku keliatan ancur, dan didukung juga dengan ketiadaan kostum dan ornamen yang tepat, maka kostum cosplay ku wujudkan dalam bentuk gambar doank. Ini adalah salah satu tokoh dalam kartun Naruto, yang bernama Gaara.

Terkadang hal yang tidak bisa kita wujudkan secara nyata dapat diwujudkan dalam bentuk 2 dimensi aja.

Sabtu, 11 Desember 2010

Delete

Terkadang kita juga harus bisa bertindak layaknya sebuah komputer. Berpikir cepat ala komputer. Menampung informasi ala komputer. Membuka memori ala komputer. Dan juga membuang folder gak penting ala komputer.

Tugas Lagi?!

ketika tugas sudah mulai memenuhi jadwal kegiatan dalam hidup, melebihi kuota yang ada, melawan batas batas hukum alam, tidak sesuai dengan norma norma kemalasan, maka saat itu juga, kita akan bertindak dan berkata "tidak" untuk tugas.

Murid Baru diantara Murid-Murid Baru


Upacara jam 7 pagi pada waktu itu emang sangat mendebarkan. Tidak seperti upacara biasanya yang cuma dengerin ceramah membosankan, karna upacara kali ini upacara penerimaan murid baru SMP. Tampak dari sana sini, berbagai macam wajah anak ingusan yang mulai berubah dari SD ke SMP, seperti perubahan dari pikachu menjadi raichu, agumon menjadi greymon, jean grey menjadi phoenix, dan pria berubah jadi waria.

Satu persatu nama anak manusia dipanggil, mulai dari anak yang masuk kelas 1A, 1B, 1C, sampai yang masuk neraka juga disebutin. Yang bisa kulakukan sambil nunggu namaku dipanggil cuma ngeliatin tampang anak-anak disekelilingku. Suatu saat diantara mereka pasti ada yang jadi pacarku....maksudku jadi teman seperjuanganku. Sementara mataku mengawasi sekitar, otakku mulai berimajinasi.

Terbayang ketika ulangan, anak-anak yang lain sibuk buka contekan, sedangkan yang kulakukan hanya duduk tenang hingga 30 menit terakhir lalu mengatakan mantra rahasia kepada salah satu temanku, ”contekin dong..” Dan ketika hasil ulangan dibagikan, terpampang tulisan ”perfecto” di lembar ulanganku. Suatu adegan lagi yang kubayangkan, ketika pelajaran olah raga. Anak-anak lain pada melakukan pemanasan, sedangkan yang kulakukan hanya stay cool dan berkata ,” kalian hanya menghabiskan tenaga aja..” Dan ketika pelajaran olah raga berlangsung, tampak tubuhku roboh karena keram.

Imajinasiku mulai buyar karena sensor dikuping mendengar namaku dipanggil. Sistem saraf disekitar tubuh menghubungi syaraf pusat untuk segera menghentikan imajinasi bodoh. Aku jalan kedepan dan segera mengikuti anak yang didepanku. Ditengah perjalanan muncul sesosok bocah dari belakang dan bertanya,
”kelas 1F dimana ya?”
Berdasarkan pertanyaan ini, insting detektifku mulai menganalisa, ternyata aku kelas 1 E.
”wah, nggak tahu tuh, kamu juga 1E?”
”iya, eh, kenalan dulu, Lukman.”
”oh iya, Louis.”
Berdasarkan perbincangan ini, insting detektifku kembali menganalisa, ternyata bocah ini bernama Lukman, dan ternyata namaku adalah Louis.

Perjalanan berlanjut hingga ke kelas yang diberi kode ”1E”. Adegan pun berganti didalam kelas. Situasinya sepi, walopun ada beberapa anak yang berisik bisik-bisik, ato bisik-bisik berisik. Ada beberapa temanku yang dari SD Antonius, tapi karena duduknya jauh, jadi nggak bisa bisik-bisik berisik. Kegiatan bisik berbisik akan terhenti sejenak tiap ada anak yang masuk kelas, mulai dari yang ganteng setengah mati, cantik minta ampun, pasti diem sejenak. Kecuali kalo ada anak yang unik ato aneh masuk kelas, akan terdengar suara ketawa yang ditahan tanda mengejek.

Dan beda dengan sebelumnya waktu di SD Antonius, ternyata lebih menyenangkan menjadi murid baru diantara murid-murid baru. Setidaknya tidak ada senioritas didalam kelas. Selain itu aku nggak akan tampak bodoh karna nggak tahu apa-apa, walopun mungkin dalam beberapa minggu kedepan aku akan kembali tampak super bodoh seperti sebelum-sebelumnya. Dalam 3 tahun aku akan tampak super bodoh di SMP 21 ini....